© Unsplash
"Where there is love there is life," - Mahatma Gandhi.
Pernikahan menjadi momen sakral yang diharapkan terjadi sekali seumur hidup. Sebab, meraih dan menuliskan cinta ke dalam kehidupan bersama bukanlah hal remeh. Maka dari itu tidak sedikit orang-orang yang berusaha membuat pernikahan mereka sespesial mungkin.
Pergelatan tradisi pernikahan di tiap negara ini tentu berbeda dengan negara lainnya. Wilayah, latar belakang bahkan musim bisa turut serta memengaruhi perbedaannya. Selalu ada beberapa tradisi yang memiliki makna simbolis lebih dalam melampaui agama, perbatasan bahkan benua. Dilansir dari Allwomenstalk, delapan tradisi yang ada di dunia ini bisa jadi menyenangkan, romantis dan pastinya berkesan.
Tradisi ini masih banyak diikuti di beberapa negara, yaitu pernikahan yang mengharuskan ada sepatu. Tradisi ini berasal dari zaman Victoria. Pengantin laki-laki harus memberikan hal baru sebagai objek bahwa seorang wanita yang menikah dengannya nanti akan bahagia sehingga ia juga akan bahagia. Warna biru di pesta pernikahan ini juga melambangkan cinta sementara yang telah berakhir di masa lalu. Sedangkan sixpence melambangkan kekayaan yang bersifat finansial dan emosional.
Bahkan tradisi ini juga membuat perempuan yang akan dinikahi berpura-pura memakai sepatu yang kebesaran. Nantinya sang pengantin laki-laki harus memasukkan uang ke dalam sepatu sebagai ganjal sampai penuh sehingga sepatu itu ukurannya pas dengan pengantin perempuan.
Versi modern dari tarian uang ini memungkinkan para tamu laki-laki menari dengan penganti perempuan sedangkan tamu perempuan akan menari dengan pengantin laki-laki. Nantinya setiap tamu undangan diharapkan menaruh uang pada pakaian pengantin perempuan atau laki-laki.
Hal ini mirip yang ada di Indonesia ya, kondangan dengan memberikan uang. Hanya saja caranya berbeda, tidak sambil menari.
Pernikahan unik ini merupakan tradisi yang ada di Hawaii dan biasa dilakukan di pantai. Lei adalah kalungan bunga yang biasa dipakai oleh orang-orang Hawaii. Dalam budayanya, lei ini berarti cinta dan hormat yang sebenarnya segala sesuatu tercermin pada sumpahmu dan pasangan. JIka kamu dan pasangan bertukar lei maka artinya mengekspresikan cinta, hormat dan pengabdian tanpa perlu dikatakan.
Dalam pernikahan, cinta menjadi lebih dalam. Dalam tradisi Kristen ortodoks, ada tradisi menukarkan mahkota dalam resepsi pernikahan. Memahkotai, membungkusnya dilakukan selama tiga kali. Pernikahan tradisional di gereja ini merentangkan mahkota-mahkotanya selama tiga kali sebelum imam meletakkan mahkota di kepala pasangan.
Kemudian pengantin baru akan dibungkus atau diselimuti dengan selendang sutra atau kain satin dan mereka harus membuat tiga lingkaran di sekitar altar. Setelah semuanya selesai, imam akan memberkati pasangan baru tersebut yang dilakukan serba tiga kali.
Kalau yang satu ini mungkin akan terdengar sedikit aneh. Tapi tradisi memecahkan piring saat pernikahan ini sangat populer di Rusia. Semua orang akan bersulang kemudian menjatuhkan gelas ke lantai. Kalau pecah berarti tanda keberuntungan.
Orang-orang Yunani malah biasa memecahkan piring dengan alasan keberuntungan juga. Namun, karea piring dianggap terlalu berbahaya maka diganti dengan serbet kertas.
Kamu pasti tahu, kan kalau burung merpati putih ini merupakan simbol dari ketulusan cinta. Selain itu, merpati putih juga dipercaya sebagai simbol kedamaian. Biasanya, pengantin akan memegang burung merpati nersamaan kemudia akan melepaskannya supaya terbang bebas. Hal ini biasa dilakukan di pantai, taman atau bahkan depan gereja.
Kalau melempar karangan bunga jauh lebih umum dilakukan, bahkan di Indonesia. Seorang pengantin perempuan akan melemparkan karangan bunga dan pengiring pengantin yang akan menangkapnya. Jika berhasil maka itu berarti tanda bahwa ia yang akan menikah selanjutnya.
Namun, di beberapa negara pengantin pria akan melempar pengantin perempuannya. Jika tamu undangan pria menangkapnya maka ia akan menikah berikutnya. Beda lagi dengan di Estonia yang mana pengiring pengantin pria diharapkan memutar pengantin pria kemudian meninggalkannya. Hal ini mencoba melihat ketahanan sang pengantin mengatasi rasa pusingnya lalu ia harus memakaikan topi di kepala laki-laki yang terdekat.
Tradisi ini ada di Yunani dan dipercaya merupakan tradisi kuno. Pengantin perempuan harus memiliki segumpal gula atau bisa diganti dengan potongan kecil delima yang dikemas. Hal ini menandakan kekayaan dan kesuburan. Selain itu, bisa juga ditambahkan ramuan aroma terapi, seperti Sage dan Ivy ke buket bunga yang dibawa.
Di zaman Victoria, ramuan ini digunakan untuk menakuti roh-roh jahat agar hari pernikahannya tidak diganggu. Selain itu juga menghilangkan kutukan-kutukan jahat di masa depan.
Unik dan menarik, tapi ada juga nih kesamaan dengan Indonesia. Tradisi mana yang menurutmu bisa dicoba? Coba bagikan pendapatmu di kolom komentar, ya!