© 2021 Shutterstock.com/ Edited By Diadona.id
Dear Dokter Dona...
Aku Gina, tinggal di Jakarta. Usiaku di pertengahan 30an. Aku single. Aku nggak jelek. Nggak cantik pun.
Mungkin 2017 adalah tahun terakhir di mana aku punya satu nama cowok yang aku pin di chat WhatsApp. Jelang tahun 2018, hubungan kami kandas karena salah satu alasan yang membuat aku cukup trauma sampai beberapa bulan.
Trauma sudah hilang, akunya keenakan jomblo sampai di usia sekarang. Okelah, aku mengaku. Usiaku 37 tahun. Di tahun-tahun pertama aku jomblo semua berjalan lempeng-lempeng aja. Banyak teman yang mulai kerja sampingan jadi mak comblang agar aku punya pasangan dari hasil perjodohan sepihak. Satu pun nggak ada yang nyantol. Terhitung dari belasan cowok yang disodorkan, hanya 2 kali aku benar-benar bertemu dan jalan bareng. Tapi nggak ada yang berlanjut. Seperti yang aku katakan, perjodohan ini sepihak. Yang pertama, akunya suka dianya nggak. Cowok kedua, akunya ogah dianya suka banget.
Makin ke sini, temen-temenku udah mulai malas menjalani side job jadi mak comblang. Bahkan gak sedikit yang udah mulai nyinyir.
"Ah, elu Gin! Udah dibantuin masih pilih-pilih aja."
"Udah tua, kali Gin. Jangan sok jual mahal lu."
"Jangan nolak-nolak lagi, sok cantik ah.."
Masalahnya, aku bukannya sok jual mahal, bukan sok cantik juga. Menikah bukan perkara mudah, hei! Pengen banget ngatain mereka tapi gak bisa. Mereka udah bantuin, ya meskipun gak ada yang cocok.
Lama-lama keluargaku. Dari om, tante, sampai pakde, bude, mulai paduan suara menyanyikan hymne 'kapan nikah' yang awalnya terdengar angin lalu tapi akhir-akhir ini jadi sangat menyebalkan. Emang kalau masih jomblo di usia 37, kenapa sih? Kok situ yang repot? Aku udah kerja, ekonomiku secara pribadi lebih dari cukup. Bapak dan ibuku nggak pernah meminta aku cepat nikah meskipun aku anak bontot dan satu-satunya yang belum laku.
Tolong deh, buat Dokter Dona yang bijaksana. Aku harus bersikap bagaimana? Aku perempuan modern. Aku nggak kolot kok. Aku siap menerima saran apapun. Kalau aku harus menikah aku sudah siap, tapi caranya gimana? Sekalipun aku nggak bakal menikah sampai tua aku pun siap. Jadi tolong ya... Aku butuh pencerahan. Thanks, Dokter Dona.
Halo Gina, semoga kamu sehat selalu yaa..
Salam kenal, aku Dokter Dona. Aku membaca curhatanmu sungguh geleng-geleng kepala. Sepertinya kamu berzodiak Gemini, si punya pendirian kuat tapi terbuka pada segala hal. Semoga benar :))
Well, menurutku kamu adalah orang yang punya kepribadian luar biasa. Biasanya saat orang dilanda tekanan dengan hymne 'kapan nikah' (aku pinjam istilahmu, yaaa) akan cenderung menjalani hidup seperti yang orang inginkan. Tapi kamu tidak demikian. Secara pribadi, aku salut. Kamu punya pendirian.
Kamu juga bukan orang yang kolot, sudah kamu buktikan. Kamu juga open terhadap teman-teman yang menjodohkanmu. Kamu menerima itu dan kamu jalani itu. Eits, itu nggak mudah, lho. Jangan salah. Ada beberapa orang yang terkesan 'jijik' dijodohkan. Karena dia menganggap dirinya tidak laku dan tidak bisa mencari pasangan. Lebih parahnya lagi, jika dia dijodohkan, maka akan timbul perasaan bahwa dia dikasihani. Ada lho, orang kayak gini. Banyak!
Tapi kamu nggak. Sekali lagi aku salut.
Terlepas dari apapun pilihanmu, sebenarnya aku nggak bisa mengarahkan ke mana kamu harus melangkah. Jika kamu ingin bahagia dengan pernikahan, maka berjalanlah di jalur yang semestinya. Perlebar circle pertemanan kamu (meskipun sulit di usia kamu). Setidaknya kamu berusaha mencapai itu. Kamu bisa meminta tolong untuk dijodohkan sekali lagi pada teman-temanmu.
Ini adalah tips untuk cepat mendapatkan pasangan khusus untuk Gina:
Pertama
Jangan terlalu mematok kamu bakal mendapat cowok yang lebih tua atau setara denganmu. Mungkin akan sulit. Mulailah menjajaki kemungkinan kamu bakal menggandeng brondong. Gak ada yang salah kok menikahi brondong. Asal kalian tahu konsekuensinya aja. And I wish you all the best.
Kedua
Jangan malu nembak duluan. Dih, gpp dong? Kita udah demokratis, kenapa masih menganggap cewek nembak duluan dianggap gak lazim? Do it, Gina!
Ketiga
Jangan termakan omongan dianggap sok pilih-pilih, sok cantik, dan lain sebagainya. Mereka nggak pernah tahu kriteria kamu. Mereka gak tahu gimana kamu menjalani hidup selama ini. Apa yang kamu inginkan, apa yang kamu korbankan di hidup ini. Well, pelan-pelan aja. Jangan terburu-buru menikah jika belum ada yang sesuai. Sampai kamu merasa bahwa ada titik di mana kamu berhenti mencari. Saatnya berpaling ke opsi kedua.
Opsi kedua adalah kamu nggak bakal menikah tapi tetap harus bahagia. Emang bisa? Bisalah!
Ada banyak keuntungan finansial jika kamu berakhir nggak menikah suatu saat nanti. Kamu bisa lebih hemat, kamu bisa menabung, dan bisa investasi. Kamu bisa memperkaya diri. Kalau kamu bilang orang tua kamu tidak menuntut pernikahan, ya sudah. Bagus untukmu. Setidaknya ada yang berdiri di pihakmu saat om dan tantemu menyanyikan hymne 'kapan nikah' itu. Bersyukurlah memiliki orang tua yang open minded.
Terakhir nih, buat orang-orang yang sedang berada di posisi Gina. Semoga kamu mendapatkan hidup yang layak. Kebahagiaan tidak ditentukan dengan kamu cepat menikah atau tidak.
Juga buat kalian yang berjenis seperti teman-teman Gina yang sering nyinyir. Kalian nggak bisa menghakimi seseorang terlalu pilih-pilih atau sok cantik hanya karena mereka tak kunjung menikah, ya. Kalian sama sekali nggak tahu pengorbanan dan hidup macam apa yang dijalani mereka. Kebutuhan setiap orang berbeda, biarkan mereka menjalani pilihan yang mereka inginkan. Itu hak semua orang.
Gina, thanks sudah berbagi cerita di Diadona. Semoga hidupmu menyenangkan. Maafkan jika ada salah-salah kata. Sehat selalu dan salam untuk kedua orang tuamu. Mereka orang tua hebat!
Jika kalian memiliki masalah asmara, percintaan, keluarga, dan lain sebagainya silakan kirimkan email ke [email protected]. Dokter Dona akan membantu kamu memberikan jawaban dan mungkin bisa menjadi solusi untuk masalah kamu. Rahasia terjamin!
Langsung aja isi form konsultasi di link berikut ini https://bit.ly/dokterdona.
Kami tunggu konsultasi dari kamu, ya!