© Shutterstock.com/KPG Ivary
Siapa sih yang nggak suka dipeluk? Saat masih bayi, tentu kamu sudah merasakan pelukan hangat dari keluarga karena dapat membantu tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Namun, sayangnya setelah beranjak dewasa sebuah pelukan layaknya sebuah 'barang' mahal. Bahkan, sebuah penelitian baru mengungkapkan jika pelukan ternyata bisa membuat seseorang kecanduan seks.
Sama seperti ciuman, pelukan juga memberi dampak tersendiri bagi pelakunya. Namun banyak orang, ciuman lebih menandakan cinta dibandingkan pelukan. Padahal gak selamanya begitu kok. Tahukan kamu, pelukan bisa dilakukan untuk mengungkapkan segala macam perasaan. Pelukan sejujurnya lebih memberi “ kehangatan” bagi orang dibanding ciuman. Pelukan tak boleh dianggap remeh. Mengapa?
Pelukan membuatmu berkontak fisik dengan orang lain. Melalui kontak fisik yang hangat ini, energi positif yang ada di diri orang yang dipeluk akan sampai di tubuhmu.
Selain itu, pelukan juga dapat meluruskan pikiran-pikiran dan hal-hal negatif yang menempel dalam dirimu. Pelukan juga membuatmu merasa ada orang yang melindungi atau paling tidak memperhatikan dan membuatmu sejenak merasa nyaman.
Sehingga, pelukan memberikan efek magis. Saat merasa terpuruk dengan keadaan dan merasa menjadi orang yang tak berguna, pelukan dari orang lain membuat kamu merasa diakui keberadaannya. Sedetik saja pelukan membuat orang merasa menjadi berharga dan percaya diri. Apalagi sebuah pengakuan membuatnya seseorang yang dianggap dan menepis perasaan rendah diri. Hal tersebut semakin didukung ketika kita di peluk oleh seseorang yang menyayangi kita. Karena itulah percaya diri akan meningkat.
Bahkan, peneliti dari Karolinska Institute di Swedia mengamati kondisi darah dari 60 orang yang dirawat karena kecanduan seks. Sebagian besar peserta penelitian tersebut adalah pria. Para peneliti menemukan perbedaan susunan genetik pada mereka yang menjadi pecandu seks. Menurut peneliti, terlalu sering pelukan dapat membuat kadar oksitosin seseorang berlebih.
Akibatnya, ia merasa terikat dan memiliki keinginan untuk tetap bersama. Pada saat yang sama, kondisi itu membuat dirinya secara kompulsif mencari seks.
Bagaiamana pendapatmu? Share di kolom komentar ya!