© 2022 Freepik.com/senivpetro
Menjalani kehidupan pernikahan tidak serta merta mudah dilakukan. Banyak fase dalam setiap perjalananya agar hubungan agar pernikahan selalu berjalan nyaman dan terus langgeng.
Tak melulu soal keromantisan, meski bagi sebagian orang memiliki pasangan itu bisa bermesraan dan berkasih sayang selamanya. Fase romantis dengan pasangan tidak bisa terus berlangsung secara terus menerus atau sepanjang hidup bersama.
Karena dalam menjalani hubungan, setiap pasangan akan menghadapi berbagai fase atau tahapan. Nah biar nggak kaget saat harus menjalani pernikahan nanti, simak yuk 5 tahapan pertumbuhan hubungan berikut dilansir dari berbagai sumber:
Ini salah satu fase yang akan selalu dijalani di setiap pernikahan. Tahap romantis di awal menjalani hubungan memang penting, karena akan menjadikan perjalanan pernikahan lebih hidup dan bermakna.
Biasanya, ini terjadi di tahap awal pernikahan. Setiap orang yang masuk ke tahap ini akan menyempatkan untuk memiliki waktu bersama, nge-date, atau berhubungan itim.
Fase ini ditandai juga dengan aksi perhatian antar pasangan. Saling memahami dan mengerti pasangan satu sama lain dengan memiliki kedekatan yang lebih intim. Kuncinya, komunikasi dan ngedate jadi yang utama ya!
Romantis-romantisan sudah dilakukan. Nah, dalam pernikahan kalian juga akan menghadapi power struggle stage.
Fase ini sering disebut - sebut menjadi fase yang berat bagi pasangan. Sebab, inilah di mana kalian akan saling mengetahui perbedaan antara satu sama lain.
Di fase ini pula, masing-masing dari kalian akan mulai memahami pasangan dengan apa adanya. Sehinggga ketika ada perbedaan, keduanya rentan beranggapan hal itu jadi jurang besar yang bisa mengganggu hubungan.
Memang tidak mudah, bahkan sebagain orang yang tidak kuat dalam menghadapinya rentan mengalami perpisahan. Kunci dari fase ini adalah saling memahami bahwa pasangan bukanlah manusia sempurna dan pasti punya kesalahan. Penting juga untuk meningkatkan komunikasi demi menyelesaikan konflik.
Sudah saling memahami satu sama lain, sudah saling tahu bagaimana meredam ego dan ritme dalam menyelesaikan masalah, kini masuk ke stability stage.
Di fase ini setiap pasangan akan mulai menjalani hubungan yang lebih stabil. Baik itu dari segi ekonomi, interaksi dengan pasangan, pemenuhan kebutuhan personal dan lainnya. Tahap ini bisa dicapai, saat pasangan saling menyeimbangkan antara kebutuhan pribadi dan kebutuhan keluarga.
Hal yang juga penting, berusahalah untuk saling menerima perbedaan dan kekurangan yang dimiliki pasangan. Bukan sekedar menuntut pasangan untuk berubah, tapi turut dalam proses perubahan dan mendukungnya dengan jiwa dan raga. Dengan begitu, sikap saling menghargai dan menyayangi satu sama lain akan muncul dan hubungan ajan terasa mudah dijalani.
Sebenarnya, komitmen ini harus sudah ada sejak sebelum memulai hubungan atau ketika akan memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Biasanya, masing-masing pihak membuat komitmen bersama untuk sehidup semati, saling memahami jika ada konflik, atau komitmen lainnya bergantung dengan kondisi tiap pasangan.
Nah, saat sudah menikah, ini penting untuk menjadi pengingat kalian. Ketika masuk di tahap ini, pasangan akan sadar bahwa ia akan menjalani hubungan hingga akhir hayat.
Setiap pasangan akan lebih siap dalam menghadapi masalah yang mungkin akan terjadi di masa depan. Selain itu, kamu dan pasangan juga akan berusaha sekuat tenaga bertumbuh bersama dalam menjalani hubungan.
Tahap terakhir, jika sudah berhasil melewati semua fase di atas, ini bisa dibilang the real cinta sejati. Karena, masing-masing pasangan telah saling terbentuk rasa cinta yang mendalam, saling mengapresiasi dan menghargai.
Kamu dan pasangan juga akan berusaha dan saling mendukung mencapai tujuan bersama dan mewujudkan mimpi diri sendiri serta pasangan secara bersama.
Di fase ini pula, satu sama lain tidak akan menjadikan perbedaan menjadi suatu hal yang harus dibesar-besarkan. Hubungan terasa lebih kuat dan tidak mudah diterpa masalah.
Sesekali konflik atau cekcok, akan menjadi hal biasa. Kamu dan pasangan juga akan lebih mudah menyelesaikannya, karena adanya rasa saling menerima dan memahami satu sama lain.