Breadcrumbing, Haus Perhatian tapi Tak Punya Keinginan Berkomitmen

Reporter : Andrawira Diwiyoga
Selasa, 26 September 2023 15:55
Breadcrumbing, Haus Perhatian tapi Tak Punya Keinginan Berkomitmen
Si dia membuatmu mencintainya agar kamu tidak pergi ke mana-mana.

Banyak istilah dalam PDKT zaman sekarang yang sebenarnya sudah dilakukan sejak lama. Yang sering kita dengar adalah ghosting atau gaslighting.

Dua istilah tersebut memang populer dan sering kali digunakan oleh anak-anak zaman sekarang. Namun, pasti banyak Diazens yang masih belum paham dengan istrilah breadcrumbing.

Padahal, sejak dulu, breadcrumbing sering dirasakan banyak orang lho. Yuk kenalan dengan breadcrumbing.

1 dari 4 halaman

Dikutip dari Womantalk, breadcrumbing merupakan suatu bentuk manipulatif untuk mencuri perhatian seseorang. Diibaratkan breadcumber atau sang pelaku akan memberikan " crumbs" atau " remahan" kepada targetnya.

Remahan tersebut berupa perhatian dan kasih sayang agar si korban tidak pergi ke mana-mana alias selalu ada di sisinya. Namun, di sisi lain sang korban juga sadar bahwa segala bentuk kasih sayang dan perhatian tersebut tidak bikin nyaman atau merasa hubungan tersebut tidak akan berjalan baik.

Intinya, breadcrumbing merupakan perilaku membuat baper seseorang namun tidak ada niat berkomitmen dengannya.

Ilustrasi PDKT

2 dari 4 halaman

Sebenarnya, perilaku breadcrumbing mudah dikenali. Para pelaku breadcrumbing atau breadcumber akan melakukan apa saja untuk membuat sang korban tertarik padanya.

Ketika sudah dapat perhatian dan rasa kasih sayang dari korbannya, breadcumber akan menghilang secara pelan-pelan. Tujuan para pelaku breadcrumbing adalah untuk sekedar mencari perhatian atau flirting, bukan untuk menjalin hubungan serius.

3 dari 4 halaman

Seperti contoh perilaku breadcrumbing adalah ia sering menggodamu namun tak pernah mengajak pacaran. Di chat saling memberi kasih sayang namun sudah diajak ketemu.

Atau, ia sering memberikan love atau like di medsos, namun tidak menggubris DM yang kamu kirim. Semua tanda-tanda tersebut sejatinya bisa dirasakan oleh para korban, namun karena sudah baper, maka mereka tidak menggubris deretan red flag tersebut.

Beri Komentar