© Shutterstock.com/g/ilovephoto_KA
Bicara soal cinta, kadang masih banyak orang yang salah mengartikannya. Beberapa 'kesalahan' yang kerap dikaitkan dengan rasa cinta adalah obsesi, kecanduan, serta rasa trauma.
Melansir dari I Heart Intelligence, ternyata ada beberapa perilaku yang seringkali dikira sebagai bukti cinta padahal justru bentuk rasa trauma masa lalu. Bisa dibilang, sejumlah perilaku ini akan membentuk hubungan tersebut menjadi toxic atau tidak sehat.
Supaya nggak salah kaprah mengartikan cinta, berikut adalah pertanda jika seseorang masih terikat dengan trauma akibat cinta di masa lalu. Yuk, simak ulasan selengkapnya!
Tanda pertama yang terlihat adalah ketika kamu kehilangan kepercayaan diri saat pasangan tidak bersamamu. Kamu merasa 'kecanduan' dengan keberadaan mereka dan merasa nggak bisa berfungsi sepenuhnya tanpa dukungan mereka.
Saat pasangan tidak ada di dekatmu, kamu merasa nggak berdaya. Kamu seolah-olah sendirian dan merasa kesepian. Padahal jika dipahami lebih dalam, kehadiran mereka justru memberi dampak buruk bagi kondisi psikologismu daripada ketidakhadiran mereka.
Kamu merasa jatuh cinta dan begitu cocok dengan dia, tapi di sisi lain kamu kurang setuju dan tidak sepemahaman dengan pemikiran atau perilaku mereka. Kadang, kamu bertanya-tanya kenapa bisa terikat secara emosional dengan dia, tapi saat dipikirkan lebih dalam kamu nggak kunjung menemukan jawabannya.
Pada akhirnya, kamu berusaha mengubah kepribadian mereka dengan harapan untuk memperkuat hubungan. Tapi hal itu nggak akan menunjukkan perubahan jika dia tidak punya empati dan kebijaksanaan terhadapmu dan hubungan kalian.
Kamu dan dia terus menerus jatuh cinta, tapi bedanya ada momen break atau bahkan putus dalam hubungan tersebut. Ini jelas-jelas menunjukkan hubungan yang nggak sehat untuk dijalani.
Ada kalanya kalian putus, lalu kembali seolah-olah nggak ada apa-apa. Lantas di kemudian hari hal serupa terjadi, lagi-lagi meninggalkan rasa sakit, air mata, dan patah hati. Putus nyambung ini terus kalian lakukan dengan mengabaikan titik terendah dan berharap bisa mencapai titik tertinggi dalam hubungan. Yakin bakal berhasil?
Berkorban untuk membuktikan cinta memang nggak salah. Tapi cinta sejati nggak akan membuat salah satu pihak berkorban secara berlebihan bagi pihak lainnya.
Banyak yang bilang, hubungan itu harus seimbang. Meski nggak selalu 50/50, tapi kedua belah pihak harus saling memberi dan menerima. Jika hanya terus memberi, kamu akan kehilangan semuanya dan nggak punya apa-apa lagi bahkan untuk diri sendiri.
Disadari atau tidak, kadangkala kita punya insting yang kuat terhadap sesuatu yang kurang baik. Termasuk saat kita menjalin hubungan dengan orang yang tidak tepat, kadang kita perlu memercayai intuisi yang muncul.
Apalagi jika intuisi itu terus memberi kode atau tanda-tanda, harusnya hal ini segera kamu sadari. Jika memang sulit untuk memercayainya, ada baiknya untuk merenung dan mempertimbangkan kembali perasaanmu. Benarkah kamu menyimpan rasa cinta atau hanya menjalin hubungan hanya karena takut kesepian?