© Shutterstock.com
Menjalani kehidupan bisa diibaratkan sebagai kita yang memerankan karakter dalam sebuah cerita romansa. Bisa jadi karakter perempuan yang berasal dari keluarga berada, dari kecil sudah makan dengan sendok emas hingga akhirnya bertemu dengan lelaki dari kalangan biasa. Umumnya, alur cerita cinta ini akan terganjal restu kedua orangtua lantaran perbedaan status sosial yang sangat mencolok.
Nah, kalau di dunia nyata apakah hal ini memang terjadi?
Sebuah penelitian yang dilakukan di Chapman University, Orange, California, mereka mewawancarai responden lewat kuesioner. Para partisipan yang mengisi kuesioner tersebut diberikan pertanyaan seputar kualitas yang mereka anggap penting dalam diri seorang pasangan. Ternyata, para perempuan mengharapkan pasangan yang memiliki penghasilan yang setara dengan mereka atau memiliki karir yang sukses.
Penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal akademik Personality and Individual Differences, perempuan dari keluarga berkecukupan cenderung memilih pasangan dengan latar belakang finansial yang setara atau lebih tinggi.
Hal tersebut memang sepadan dengan kebutuhan perempuan kelas atas serta perempuan pada umumnya. Yap, tentu mereka serta kita semua sebagai perempuan ingin mendapatkan rasa aman dan perlindungan dalam beberapa aspek kehidupan bahkan finansial. Kendati demikian, menilai sosok pasangan dari karakternya tetap menjadi syarat penting bagi kaum hawa.
Lalu, apakah hubungan beda status sosial dapat terus dilakukan? Kalau enggak dapat restu bagaimana?
Kemapanan seorang pria menjadi pertimbangan utama para orangtua dalam menyeleksi pasangan anaknya. Bukan tanpa alasan, pria kurang mapan yang berpacaran dengan perempuan yang berpenghasilan lebih tinggi darinya berpotensi menimbulkan konflik yang berkelanjutan. Terlebih lagi jika pria tersebut ternyata tidak mapan secara emosional.
Tanpa kita sadari, perbedaan status sosial ini bisa memicu permasalahan di kemudian hari. Contoh, umumnya sosok laki-laki adalah mereka yang mampu diandalkan dalam berbagai situasi, namun apa jadinya jika si laki-laki malah tidak memiliki kemampuan tersebut?
Sebaliknya, para perempuan yang mana seharusnya mendapatkan perlindungan dan rasa aman harus bersabar lantaran kondisi laki-laki tidak memungkinkan dan terpaksa si perempuan yang meng-cover segala kebutuhan karena perempuan tersebut memiliki status sosial yang lebih baik dari segi pendidikan dan kemampuan.
Lalu bagaimana menjalani hubungan asmara beda status sosial agar terus langgeng?
Kunci suksesnya adalah persamaan tujuan. Apabila tujuan menjalin hubungan untuk menikah, sebaiknya dipertahankan dan mencari solusi agar orang tua dapat memberikan restu. Selain itu, keyakinan yang kuat juga diperlukan dalam menjalin hubungan. Ketika persamaan tujuan sudah didapatkan maka meyakinkan orangtua untuk merestui hubungan pun akan lebih mudah jalannya.
Pastikan terlebih dahulu perasaan dan komitmen dalam menjalin hubungan dengan pasangan. Apabila sudah terlanjur cinta, maka harus siap menerima semua konsekuensi yang akan terjadi, termasuk siap menghadapi perlakuan tidak mengenakkan dari orangtua.