© 2020 Https://www.diadona.id / Lifewire
Kamu sedang berdua dengan pasanganmu di suatu kafe yang tenang. Kalian duduk di sofa yang nyaman. Di hadapan kalian dua cangkir kopi yang enak disajikan. Semua terasa baik-baik saja kecuali satu hal; kamu dan pasangan nggak berinteraksi karena dia terlihat sibuk dengan gawainya. Interaksi yang terjadi di gawainya juga terjadi lebih banyak daripada interaksi denganmu.
Menyebalkan? Sudah pasti.
Faktanya, distraksi karena gawai adalah salah satu penyebab munculnya argumen dalam hubungan. Baylor University melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa dari 450 orang yang diteliti, 46% di antaranya mengalami distraksi tersebut--22% dari mereka mengatakan bahwa itu adalah sumber masalah utama. Bayangkan, satu dari lima orang bertengkar karena distraksi yang muncul akibat gawai. Jumlah yang terlalu banyak untuk suatu masalah yang dianggap terlalu remeh.
Distraksi ini menjadi menyebalkan karena membuat pelakunya terlihat nggak tertarik dengan apa yang terjadi. Bagaimana pun situasi saat itu dan apapun yang kamu obrolkan nggak akan bisa ditangkap secara penuh oleh pasangan yang terdistraksi gawai.
" Kamu nggak akan bisa fokus pada pembicaraan karena kamu terlalu khawatir melewatkan chat di grup WhatsApp, tweet terbaru dari selebtwit favorit, atau update Instagram Story dari temanmu. Hal ini akan memunculkan anxiety serius pada lawan bicara di mana ia merasa dirinya nggak lebih menarik dari gawai yang ada di genggamanmu, yang kemudian berujung pada pertengkaran," jelas Jonathan Bennett, seorangg relationship coach, saat dimintai keterangan oleh Bustle (28/12).
Belakangan ini memang melakukan aktivitas di gawai menjadi kebiasaan baru manusia. Tentu akan dapat ditoleransi kalau yang kamu lakukan benar-benar penting dan mendesak. Masalahnya, seringkali yang kamu lakukan cuma scrolling tanpa tujuan--yang nggak lebih penting dari interaksi yang seharusnya terjadi antara kamu dengan pasanganmu--tapi tetap kamu lakukan karena sudah menjadi kebiasaan.
Untuk menghentikannya, kamu harus menciptakan komitmen pada dirimu sendiri.
" Semuanya harus dimulai dari pikiran. Tanyakan pada dirimu apakah worth it untuk mengalihkan pandangan pada gawai sementara di depanmu ada pasangan yang menginginkan adanya interaksi di antara kalian?" ujar David Brudö, CEO dari aplikasi kesehatan mental bernama Remente.
Memang sulit untuk memutus sesuatu yang sudah terlanjur jadi kebiasaan, namun bukan berarti hal itu nggak bisa dihentikan. Kalau pasanganmu yang sering terdistraksi gawai, terbukalah padanya. Ungkapkan perasaan terganggumu itu untuk kemudian kalian rundingkan bersama.
Kalau kamu pelakunya, kamu bisa ungkapkan juga kesulitanmu untuk menghentikan kebiasaan buruk itu. Kamu dan pasangan bisa sama-sama merancang program untuk menghentikan distraksi gawai, misal dengan memberi hukuman pada yang pertama kali menyentuh gawai untuk hal nggak penting di tengah momen berdua.
Pahamilah, aktivitas gawaimu nggak akan bisa menggantikan yang terjadi di kehidupan nyata, terlebih saat bersama pasanganmu.