© Thriveglobal.com
Hubungan percintaan menuntut adanya komitmen dari kedua belah pihak yang sedang menjalaninya. Ketika salah satu pihak nggak bisa memegang komitmen tersebut dengan erat, maka di situlah perselingkuhan kemudian terjadi.
Korban perselingkuhan kerap mendapatkan beban moral yang lebih berat ketimbang pelakunya. Pelaku bisa ringan saja meminta maaf dan menebar janji, tapi korban? Sudah ditinggal orang yang disayangi, merasa terkhianati, kadang masih juga merasa perselingkuhan itu datang karena kelalaian dirinya.
Untuk kamu yang menjadi korban selingkuh, lima langkah di bawah ini bisa diterapkan dalam rangka memulihkan diri.
Kabar perselingkuhan pastilah mengejutkan untukmu sebagai korbannya. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah mencari posisi ternyaman untuk menenangkan diri dari kekalutan pikiran.
Duduk atau berbaring sama saja selama kamu bisa menjadi lebih tenang. Tarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan juga dapat membantumu dalam mengatur emosi.
Nggak usah buru-buru membuka jalur komunikasi dengan pasangan yang baru berselingkuh. Kamu punya hak untuk menolak diskusi dengan tujuan menenangkan diri terlebih dulu.
Dengan pikiran yang masih kalut, kamu akan sulit untuk berpikir jernih sehingga diskusi rawan menjadi ajang penyaluran emosi semata tanpa adanya resolusi.
Tubuhmu punya kapasitas dalam menahan beban. Kalau merasa perselingkuhan yang kamu hadapi terlalu berat untuk dipikul sendiri, cobalah untuk mencari orang lain semata demi meringankannya.
Kamu bisa menceritakannya pada saudara, sahabat, ataupun orang tua. Pilih siapapun yang kamu percaya dan sekiranya dapat memberi feedback positif terhadap ceritamu.
Akan ada fase penolakan di awal kamu menghadapi perselingkuhan saat posisimu adalah korban. Pemikiran semacam " Ah dia pasti bakal berubah" atau " Mungkin memang aku yang salah" berseliweran dalam kepala.
Untuk dapat menjadi lebih tenang, kamu harus mengamini terlebih dahulu kondisi yang sedang ada di depan mata. Pasanganmu selingkuh. Titik. Nggak perlu ada embel-embel harapan perubahan sikap atau menyalahkan diri.
Teriak lah kalau kamu mau marah. Menangis kalau kamu sedih. Menyalurkan emosi adalah tanda bahwa kamu mengenal dan menyayangi dirimu sendiri.
Setelah lewat fase penerimaan, kamu sudah bisa masuk ke tahap pemulihan. Lakukan hal-hal menyenangkan yang bisa kamu lakukan sendiri seperti memasak dengan melihat resep di Youtube, bersepeda keliling kota, atau sekedar menghabiskan waktu untuk membaca buku di kamar.
Selain dapat membuat keceriaanmu kembali, kamu juga jadi bisa tau bahwa bahagia sendiri adalah hal yang mungkin dilakukan.
Setelah lima hal di atas kamu lakukan dan sudah merasa lebih stabil, kamu bisa mulai menjadwalkan untuk melakukan diskusi berdua dengan pasangan--atau mantan pasangan--dalam kondisi mental yang lebih stabil.
Kalau masih juga belum menemui titik ketenangan, jangan segan untuk menghubungi pihak profesional untuk meminta bantuan, ya.