Gelisah Lihat Kehidupan Asmara Teman Sebaya, Pertanda Harus Cepat-cepat Nyusul?

Reporter : Firstyo M.D.
Senin, 6 September 2021 18:40
Gelisah Lihat Kehidupan Asmara Teman Sebaya, Pertanda Harus Cepat-cepat Nyusul?
Kisah seorang Diazens yang merasa ingin memiliki pasangan karena pengaruh dari lingkungannya.

Halo Dokter Dona, perkenalkan namaku Riski, seorang laki-laki berusia 26 tahun. Aku punya sebuah kegelisahan yang berhubungan dengan masalah percintaan. Hal ini berkaitan dengan status hubunganku yang kayaknya nggak kunjung berubah, tetap single terus sejak dulu.

Awalnya aku nggak terlalu gelisah karena semua hal yang kulakukan rasanya menyenangkan walaupun tanpa kekasih. Tapi lama-kelamaan, aku merasa tertekan dengan teman-teman seangkatan yang satu per satu mulai melepas masa lajang. Saking seringnya, sekarang aku jadi merasa kalau aku juga butuh pasangan.

1 dari 7 halaman

Keinginan untuk menjalin cinta sering timbul, tapi sampai sekarang aku masih nggak tahu kapan bisa punya pendamping. Apa lagi aku ngerasa cupu kalau masalah cinta. Aku nggak tahu gimana cara mulai pendekatan untuk cari pasangan.

Apa yang harus aku lakukan biar status jomblo sejak lahir ini segera hilang ya, Dok? Mohon masukan dan pencerahannya.

Terima kasih, Dokter Dona.

2 dari 7 halaman

Tanggapan Dokter Dona

Halo Riski, terima kasih sudah menceritakan masalahmu pada Dokter Dona.

Masalah percintaan sepertinya dirasakan oleh semua orang ya? Pun kegelisahan tentang " kapan aku punya pasangan" juga sangat jamak kita temui. Walakin, sebanyak-banyaknya kasus, cara penyelesaian tiap orang tetap tak bisa disamakan satu sama lain.

Menanggapi kegelisahan yang Riski rasakan, Dokter Dona merasa bahwa sebelum menanyakan kapan giliran Riski mempunyai pasangan, ada baiknya menanyakan satu hal ini terlebih dulu,

" Apakah Riski benar-benar sudah butuh untuk berpasangan?"

3 dari 7 halaman

Ilustrasi Perempuan Jomblo

Dokter Dona berpikir demikian karena berdasarkan ceritamu, kegelisahan karena belum punya pasangan muncul karena merasa terintimidasi oleh teman-teman yang sudah mencapai tahap tersebut. Artinya pemicu berasal dari faktor eksternal, dari luar diri Riski.

Padahal, untuk mulai memikirkan perkara cinta, akan lebih ideal jika buah pemikirannya datang dari dalam diri sendiri. Namun perlu dipertegas kalau ini adalah proses yang ideal, jadi perjalanannya pun tidak melulu bisa dipastikan, akan sangat mungkin berubah.

Dorongan eksternal untuk memiliki pasangan bisa jadi rangsangan yang masuk akal jika Riski sudah bisa menjawab pertanyaan di awal, apakah Riski benar-benar sudah butuh untuk berpasangan?

Kata kuncinya adalah butuh, bukan sekedar ingin.

4 dari 7 halaman

Lalu, untuk pertanyaan Riski tentang bagaimana caranya untuk melepas status jomblo, jawabannya tentu sangat mudah, yakni dengan cara mencari pacar. Hehe.

Banyak hal yang bisa Riski lakukan untuk mencapai tujuan tersebut, mayoritas adalah dengan cara menjaga aktivitas sosial di lingkup terdekatmu. Lingkup yang dimaksud bisa tempat kerja, lingkungan rumah, atau bahkan teman lama.

Mengapa lingkup-lingkup tersebut perlu dijaga? Karena tidak ada satu orang pun yang tahu dari mana jodoh kita datang. Memang, kata orang jodoh ada di tangan Tuhan, tapi kalau kita diam saja dan tidak menjemput jodoh tersebut, tentu sampai sekarang dia akan tetap berada di tangan Tuhan. Tak mendekat sedikitpun dengan kamu. Menjaga aktivitas di lingkup sosial adalah salah satu langkah kecil untuk menjemput jodohmu.

5 dari 7 halaman

Ilustrasi Pasangan

Untuk urusan pendekatan, rasanya akan sulit memberi saran kalau kita belum tahu siapa targetnya, karena proses ini sangat mengedepankan personalitas. Semakin personal, semakin bagus. Namun kalau bisa memberi saran umum, jadilah tengah-tengah, nggak kurang, nggak lebih.

Antusias lah mendengar ceritanya, perhatian lah pada kabarnya sehari-hari, tapi tetap ingat untuk tidak terlalu agresif. Lakukan semuanya secara low low low low low low low lowkey~ kalau kata Niki Zefanya.

Saran terakhir, cobalah untuk jadi sedikit lebih berani menentukan langkah. Merasa cupu dalam hal percintaan adalah judgment sepihak yang kamu tanamkan pada dirimu sendiri hanya dengan berkaca pada segelintir kejadian di masa lalu.

Kalau Riski benar-benar mau memulai kehidupan asmaranya sendiri, maka nggak ada jalan lain selain mengambil risiko (ditolak, malu, sedih, dan sebagainya).

6 dari 7 halaman

Mungkin sekian saja tanggapan dari Dokter Dona untuk masalah cinta yang Riski alami. Semoga bisa bermanfaat saat diterapkan. Jangan lupa untuk menjadi berani.

Take a risk, Riski!

7 dari 7 halaman
Beri Komentar