© Freepik.com
Umumnya saat ada yang mendekat atau kamu sedang mendekati seseorang, yang jadi patokan dari kita adalah hati.
"Apakah merasa nyaman?"
"Apakah berdebar-debar?"
Atau mungkin kamu akan bilang "Apakah ada chemistry-nya?"
Jadi, chemistry itu sendiri kebanyakan dijadikan faktor penentu untuk memikirkan apakah orang ini cocok atau enggak sama kita. Namun nyatanya, menurut seorang Love & Relationship Coach, Lex dePraxis dalam sebuah konten bertajuk 'Kelas Cinta', hal ini tidaklah baik.
Apa yang namanya euforia cinta atau chemistry sangat tergantung pada mood dan keadaan. Semua keadaan dan perasaan tentu bisa berubah-ubah.
Sebagai contoh, kalau kamu lagi mau masuk kantor, terkadang ada hari-hari di mana kamu akan semangat ngantor, atau malas sekali buat hanya sekedar berangkat bekerja. Bahkan, mungkin ada loh perasaan kamu yang rasanya ingin keluar dari kantor itu. Jadi, manusia kerap berubah seiring berjalannya waktu.
Akan sangat berbahaya jika kita melandaskan keputusan pemilihan pasangan hidup berdasarkan perasaan semata, bisa perasaan cinta, perasaan sayang, itu adalah landasan yang gak baik loh.
Atau bisa juga dikatakan itu adalah landasan yang mudah goyang, layaknya tanah berpasir yang labil dan mudah dipengaruhi banyak hal.
Bisa diibaratkan, pada suatu saat kamu menemukan pasangan dan kamu merasakan perasaan cinta, lalu dia menyakitimu, berarti cintanya hilang dong?
Atau mungkin dia membuat hal yang mengakibatkan kamu jadi sedih dan kecewa, jadi cintanya juga hilang?
Lalu, apakah itu artinya kita bisa dengan mudah meninggalkan dia atau malah menceraikan dia? Duh, gak masuk akal banget kan?
Jadi guys, faktor penentu buat memilih pasangan hidup itu harusnya bukan dari perasaan ya, tapi dari kemampuan buat mau bekerja sama. Tak hanya itu, bisa dilihat dari kemampuan buat mau membina komunikasi dengan mudah.
Kalau tidak cocok dan tidak ada kerjasama yang continue meliputi mudah dibilangin, mudah ditegur, mudah diajak, mudah diingatkan, dan sebaliknya. Jika itu terjadi, maka bisa dikatakan itu adalah orang yang tepat buat kamu. Walau mungkin masih belum ada perasaan yang menggebu-gebu.
Di era modern seperti saat ini, sering kali kita memilih pasangan hidup berdasarkan perasaan yang menggebu dan bergejolak. Saat awal pertemuan dan tertarik, kita langsung merasakan " Wah, aku jatuh cinta pandangan pertama" , hingga kamu mengeleuh-eluhkan perasaan itu. Kita berfikir bahwa itu adalah tanda bahwa ini lah orang yang jadi belahan jiwa kita, inilah soulmate-nya kita, aku sudah satu server sama dia.
Kamu harus tahu ya, jatuh cinta itu gak sesimple itu loh. Rasa cinta akan mudah sekali terjadi seumur hidup kita. Walaupu kita sudah mencntai pasangan kita, atau meski kita sudah menikah, pacaran bertahun-tahun, ada kemungkinan buat kita jatuh cinta pada orang lain, 'CINTA BUKAN FAKTOR PENENTU'.
'HUBUNGAN CINTA ITU DIDASARKAN PADA SESUATU YANG LEBIH SOLID DAN NYATA DIBANDINGKAN DENGAN PERASAAN DAN CHEMISTRY', hal inilah yang dimaksud dengan kerjasama, kemampuan berkomunikasi, ketahanan dan ketangguhan.
Coba deh buat merenung dan cek kecocokan,
" Apakah kita compatible?"
" Apakah kita satu visi?"
" Bagaimana dengan gaya hidup dia?"
" Apakah kita satu pemikiran dan tujuan yang ingin dicapai selaras dengan apa yang dimiliki?" , semua ini tidak bisa dipaksakan dan sengaja buat dicocok-cocokin. Wah, bahaya nanti endingnya.
Jadi, kalau mau memilih pasangan hidup pastikan berdasarkan atas kriteria dan dasar yang lebih kuat ya guys. Gak hanya itu saja, hal itu harus masuk akal, logis, dan jangan berdasarkan perasaan saja. Selamat mencoba!