© Shutterstock.com/g/hugo_34
Patah hati akan membawa kita pada suatu kenyataan bahwa orang yang kita cintai ternyata tidak menunjukkan perasaan yang sama dengan kita. Menyakitkan sih, tapi setidaknya patah hati adalah cara Tuhan menyelamatkan kita dari hubungan atau bahkan pasangan yang salah.
Saat kenyataan nggak sebanding dengan harapan yang kita impikan, ada kalanya kita akan jatuh dalam jurang kesedihan yang cukup dalam. Tapi justru di mana kita jatuh, dari situ lah kita harus bangun.
Seburuk apapun patah hati yang dirasakan, jangan sampai membuat kita hanya meratap dan merasa nggak berharga lagi. Momen patah hati justru harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk bisa lebih mengenali diri sendiri.
Mengutip dari akun instagram @calvinchandra, usai mengalami patah hati maka kita harus bisa melakukan pemurnian emosi. Kesedihan yang sempat kita rasakan akan membuat kita lebih tersadar dengan kondisi kita dan orang-orang di sekitar kita.
Apalagi setelah melihat hubungan yang gagal, kita bisa melihat hal lain secara lebih terbuka. Dan karena itulah, kita punya kesempatan untuk bangkit dan membangun diri untuk jadi pribadi yang lebih baik.
Perlu kesadaran untuk lepas dari cengkeraman ingatan yang menyakitkan. Dan lampiaskan rasa sakit itu untuk membenahi diri menjadi sosok yang lebih baik.
Kegagalan cinta di masa lalu akan membuat kita lebih bijak dalam menanggapi hal romansa. Cinta nggak melulu soal yang manis-manis, tapi ada kalanya juga merasakan yang pahit dan getir.
Kadangkala kita nggak sadar sudah terlalu banyak memberi atau justru terlalu banyak menerima. Padahal, hubungan percintaan itu harus setara, sama-sama memberi dan menerima.
Dari patah hati kita akan belajar untuk menjadi lebih kuat. Kondisi menyakitkan pun akan membentuk kita untuk lebih siap menghadapi kenyataan yang terkadang memang kejam.
Dengan pengenalan yang baik terhadap diri sendiri, kita bisa menghindari jatuh ke lubang yang sama. Kita jadi lebih memahami manakah yang baik dan sesuai dengan diri kita.