© Freepik
Generasi Z atau yang lebih dikenal Gen Z merupakan generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Generasi ini lahir setelah generasi milenial. Gen z dikenal memiliki kepribadian yang berbeda dari milenial dan generasi sebelumnya.
Hal ini dikarenakan banyak perubahan signifikan terhadap perkembangan teknologi, pembelajaran, dan cara pandang yang lebih modern. Gen Z dikenal lebih adaktif dan mengikuti tren, ilmu baru, dan fleksibel.
Meski begitu, Gen Z kerap menjadi pembahasan di sosial media dengan berbagai stereotip lebih lemah dibanding generasi sebelumnya. Misalnya, gen Z kerap dipandang malas, tidak tertarik, atau tidak fleksibel.
Dilansir dari Liputan6.com, sebuah badan komunikasi terpadu BWC telah melakukan penelitian terkait wawancara dengan beberapa generasi mulai dari generasi Z (1997-2012), Milenial (1981-1996), X (1965-1981) baby boomer (1946-1964) dan generasi diam (1925-1945).
Berdasarkan survei, generasi Z jauh lebih ambisius dengan membawa nilai-nilai kesuksesan. 44% dari responden di kelompok usia ini mengatakan kesuksesan dan diakui prestasinya merupakan pilar penting bagi kehidupan mereka.
Sebaliknya, hanya 37% generasi milenial dan 13% baby boomer yang disurvei memiliki pendapat yang sama.
Berdasarkan wawancara tersebut, survei ini juga menjawab alasan generasi Z lebih menyukai career path yang jelas di dunia kerja ketimbang memilih untuk menerapkan sikap loyalti pada perusahaan. Generasi Z lebih menyukai kondisi kerja yang merangsang pertumbuhan karir dan kesuksesan bagi mereka.
“ Generasi muda telah tumbuh dalam masyarakat yang sangat digital di mana prestasi rekan-rekannya disiarkan di media sosial, memberikan jendela untuk menyoroti kehidupan orang lain. Akibatnya, tidak heran jika generasi muda sangat fokus untuk mewujudkan, dan terlihat menyadari, potensi tertinggi mereka,” ungkap Taylor Saia, direktur strategi dan perencanaan BCW Inggris dalam laporan “ Age of Values”.
Gen Z tumbuh dalam era digital yang berkembang pesat. Mereka tidak mengenal dunia tanpa internet atau teknologi canggih. Hal ini membuat mereka terbiasa dengan perangkat digital sejak usia dini, menjadikan teknologi sebagai alat utama dalam gaya hidup, komunikasi, dan pembelajaran.
Mereka cenderung kreatif dalam berbagai bidang. Platform media sosial memungkinkan mereka untuk mengekspresikan diri secara bebas melalui foto, video, seni, musik, dan tulisan. Gen Z sering kali mencari cara-cara baru untuk menyuarakan pandangan mereka tentang isu-isu sosial, lingkungan, dan politik.
Kehadiran teknologi memungkinkan akses terhadap beragam sumber belajar. Generasi Z cenderung lebih fleksibel dalam mencari informasi dan belajar dari berbagai sumber, tidak hanya bergantung pada metode konvensional di sekolah.
Gen Z cenderung lebih terbuka terhadap keragaman budaya, gender, dan orientasi seksual. Mereka memperjuangkan nilai-nilai kesetaraan dan inklusi serta mendukung gerakan sosial yang berfokus pada keadilan sosial.
Generasi Z seringkali memiliki cara kerja yang berbeda dari generasi sebelumnya:
Multitasking Efisien: Mereka cenderung mahir dalam melakukan banyak hal sekaligus dengan efisiensi tinggi, terutama dalam menggunakan teknologi.
Kolaboratif dan Terhubung: Gen Z lebih suka bekerja dalam tim yang terhubung secara digital, memanfaatkan alat komunikasi online untuk berkolaborasi dan menyelesaikan tugas.
Penggunaan Teknologi sebagai Alat Produktivitas: Mereka menggunakan aplikasi dan alat teknologi untuk meningkatkan produktivitas, baik dalam pendidikan maupun lingkungan kerja.
Generasi Z, yang lahir pada tahun 1997-2012, dikenal sebagai generasi yang lebih terbuka dan peduli terhadap kesehatan mental. Hal ini terlihat dari berbagai cara yang dilakukan oleh Gen Z untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, baik di kalangan mereka sendiri maupun masyarakat luas.
Gen Z juga aktif menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang kesehatan mental. Mereka membuat konten-konten edukatif, seperti video, blog, atau postingan di media sosial, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mental.
Salah satu kelebihan generasi z adalah keberaniannya untuk vokal terhadap hak-hak yang ia miliki. Gen Z dikenal sebagai pribadi yang jauh dari kata " enggak enakan" dan menolak untuk mengatakan " iya" pada sesuatu yang tidak mendorong mereka untuk maju.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan generasi Z lebih vokal dengan hak-hak mereka. Salah satunya adalah akses informasi yang lebih mudah. Generasi Z tumbuh di era digital, di mana mereka memiliki akses informasi yang lebih mudah dan cepat. Hal ini membuat mereka lebih aware terhadap berbagai isu sosial dan politik.
Faktor lain adalah kesadaran diri yang lebih tinggi. Generasi Z memiliki kesadaran diri yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka lebih percaya diri untuk menyuarakan pendapat mereka, bahkan jika pendapat mereka berbeda dengan pendapat orang lain.
Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, sering kali digambarkan sebagai generasi yang individualis dan tidak peduli dengan orang lain. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa Gen Z sebenarnya lebih simpati dan peduli dengan orang lain daripada generasi sebelumnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center pada tahun 2022 menemukan bahwa 72% Gen Z mengatakan bahwa mereka merasa simpati dengan orang lain yang sedang mengalami kesulitan. Angka ini lebih tinggi daripada generasi sebelumnya, yaitu 62% Generasi Milenial dan 58% Generasi X.
Penelitian tersebut juga menemukan bahwa Gen Z lebih cenderung untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Sebanyak 65% Gen Z mengatakan bahwa mereka bersedia membantu orang asing yang membutuhkan bantuan, sedangkan hanya 56% Generasi Milenial dan 52% Generasi X yang mengatakan hal yang sama.
Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, sering kali disebut sebagai generasi yang paling toleran dan inklusif. Hal ini tercermin dari berbagai survei yang menunjukkan bahwa Generasi Z lebih cenderung mendukung kesetaraan ras dan gender daripada generasi-generasi sebelumnya.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Pew Research Center pada tahun 2020 menunjukkan bahwa 86% Generasi Z percaya bahwa ras seseorang tidak memengaruhi kemampuannya untuk sukses. Angka ini lebih tinggi daripada 72% Milenial dan 56% Gen X.
Di balik kelebihan-kelebihan tersebut, generasi Z juga memiliki beberapa kekurangan dan tantangan yang perlu dihadapi.
Generasi Z tumbuh dan berkembang di era digital, sehingga mereka sangat bergantung pada teknologi. Mereka terbiasa untuk menggunakan teknologi untuk berbagai hal, mulai dari berkomunikasi, belajar, hingga bekerja. Ketergantungan yang berlebihan pada teknologi dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti: * Gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi * Kurang keterampilan sosial * Informasi yang tidak valid.
Masuknya ke dalam dunia kerja atau perguruan tinggi pada masa yang serba mahal dapat menjadi beban yang signifikan bagi generasi ini, terutama mengingat ketidakpastian ekonomi.
Gen Z menghadapi tekanan dari perubahan-perubahan global seperti perubahan iklim, ketidakpastian politik, dan ketimpangan sosial yang dapat memengaruhi pandangan mereka terhadap masa depan.