© Freepik.com/jcomp
Hampir semua orang pasti berpikir bahwa kebahagiaan dalam pernikahan itu perlu diusahakan oleh pasangan suami istri. Nyatanya, itu tidak 100 persen benar. Sebuah studi mengungkap bahwa gen turut berperan serta dalam kebahagiaan suatu pernikahan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari Yale University terhadap 178 pasangan yang sudah menikah, mengemukakan hasil bahwa terdapat kesamaan sifat gen pada pasangan yang pernikahannya bahagia. Para peneliti berfokus pada peran variasi genetik yang memengaruhi oksitoksin, yakni hormon yang dikenal dalam ikatan sosial, yang dikenal sebagai genotipe GG.
Mengutip dari telegraph.co.uk, hasil penelitian mengungkap bahwa faktor-faktor seperti ketertarikan fisik dan nilai-nilai kebersamaan telah diperhitungkan. Profesor Joan Monin, pemimpin penelitian tersebut menyatakan, kedekatan pasangan suami istri tidak hanya terjalin karena kebersamaan dari waktu ke waktu. Dalam pernikahan, kedekatan pasangan suami istri juga cenderung dipengaruhi oleh genetik mereka masing-masing.
Para peneliti mengungkap bahwa pasangan dengan genotipe GG cenderung tidak mudah cemas dalam menghadapi pernikahannya. Genotipe GG berperan membantu bagaimana tubuh mengatur hormon yang berkaitan dengan perasaan cinta, keterikatan, serta perilaku sosial lainnya. Kondisi inilah yang disebut-sebut menguntungkan mereka.
Sebaliknya pasangan yang terikat dengan kecemasan, biasanya dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dengan anggota keluarga atau justru pasangannya di masa lalu. Hal ini biasanya membuat mereka kehilangan rasa percaya diri, tindakan sensitivitas penolakan yang tinggi, serta adanya perilaku untuk mencari persetujuan.
Lebih lanjut penelitian ini mengungkapkan bahwa genotipe GG baik secara individu atau pasangan ternyata menyumbang sekitar 4 persen dalam kepuasan pernikahan. Sekalipun persentase menunjukkan angka yang kecil, tapi hal ini cukup signifikan terhadap keamanan dan kebahagiaan pernikahan.