Kenali Siklus Kekerasan Emosional dalam Hubungan, Jangan Sampai Terjebak Toxic ya!

Reporter : Yayuk Harini
Selasa, 25 Mei 2021 14:15
Kenali Siklus Kekerasan Emosional dalam Hubungan, Jangan Sampai Terjebak Toxic ya!
Kalau bisa dihindar, kenapa tidak?

Hubungan yang tidak sehat atau toxic salah satunya adalah ketika terdapat kekerasan di dalamnya. Namun, tidak semua pihak sadar jika mereka berada dalam hubungan tidak sehat. Mengenali siklus kekerasan adalah cara mudahnya.

Selain menggambarkan pola perilaku kekerasan dalam hubungan, siklus ini juga dapat membantu memberikan petunjuk tentang mengapa orang yang mengalami kekerasan dalam hubungan dan sulit untuk keluar darinya. Berikut ulasan selengkapnya melasnir dari Insightme.id pada Selasa (25/5/2021).

1 dari 6 halaman

Banyak ahli dan terapis yang menyebutkan bahwa kekerasan sebagai sesuatuu yang terjadi secara berulang dan membentuk suatu siklus. Menurut psikolog bernama Lenore Walker, siklus kekerasan dalam hubungan terdiri dari 4 tahap. Berikut ini adalah ulasan selengkapnya.

2 dari 6 halaman

1. Munculnya Ketegangan

Ilustrasi Pasangan Marah

Pasangan yang abusive seringkali bertindak kasar. Hal ini dilakukan sebagai respon dari stress eksternal yang dirasakan. Misalnya saja masalah keluarga, pekerjaan, penyakit fisik, hingga kelelehan.

Perasaan tertekan itu dapat muncul ketegangan seperti emosi marah. Sebagai pasangan, kamu mungkin akan bersikap cemas dan waspada dengan kondsi ini. Oleh sebab itu, sebagai langkah preventif, kamu bisa mencoba untuk tidak membuatnya marah dan melakukan upaya ekstra untuk memberikan dukungan fisik dan emosional.

3 dari 6 halaman

2. Insiden Kekerasan

Tahap selanjutnya adalah pasangan akhirnya melampiaskan ketegangan tadi pada perilaku kekerasan seperti menghina, merusak barang, mengancam, mengontrol perilaku, atau memanipulasi secara emosional. Diazens mungkn saja menjadi pihak yangs salah.

Namun ingat, perilaku kekerasan itu adalah tanggung jawab perlaku sendiri. Dirinya sendirilah yang memilih berperilaku kasar. Ketegangan atau stress yang ia rasakan mungkin dapat menjadi alasan atau latar belakang perilakunya, tapi, tetap hal itu tidak bisa menjadi dalih pembenaran perilaku kekerasan.

4 dari 6 halaman

3. Rekonsiliasi

Pasca insiden kekerasan, ketegangan mulai memudar secara bertahap. Dalam upaya rekonsiliasi atau pemulihan hubungan, pasangan melakukan kebaikan seperti memberi hadiah, memberikan kata-kata indah, hingga kasih sayang yang berlebih.

Perilaku penuh kasih sayang ini dapat memicu pelepasan hormon dopamin dan oksitosin yang membantu merasa lebih terikat dan percaya pada pasangan kembali. Selain itu, kamu juga merasa hubungan kembali membaik.

5 dari 6 halaman

4. Masa Tenang

Ilustrasi Pasangan Marah

Untuk menjaga keharmonisan, kedua belah pihak umumnya memberikan penjelasan atas insiden kekerasan yang telah terjadi sebelumnya. Pelaku kekerasan mungkin saja akan meminta maaf sambil menyalahkan orang lain, menunjuk faktor eksternal unuk membenarkan perilaku kasarnya, emenyangkal atas perilakunya, atau menuduh bahwa kamu memprovokasi.

Namun, pelaku juga menunjukkan penyesalan dan meyakinkan bahwa insiden itu tidak akan terjadi lagi. Kamu pun merasa lega dari ketegangan atau rasa sakit fisik dan emosinal akibat insiden tersebut.

6 dari 6 halaman

Terbilas dan Terulang

Sayangnya, secara konsidi ini 'terbilas', ada kemungkinan akan mengulangi ke tahap pertama layaknya siklus. Siklus kekerasan ini akan berulang dan lagi-laki terjadi pada hubungan yang toxic atau tidak sehat. Jangka waktu antara setiap pegulangan dapat berbeda. Sering kali, makin memendek dari waktu dikarenakan insiden kekerasan makin meningkat.

Seiring berjalannya waktu, tahap " masa tenang" bisa menjadi sangat singkat atau hilang sama sekali dari siklus. Siklus ini mungkn dapat berbeda setiap orang atau pasangan. Tapi, memahami siklus ini akan berguna dalam menggambarkan pola umum perilaku kasar dalam hubungan. Jika kamu familiar dan mengalami siklus kekerasan di atas, mungkin sudah saatnya kamu mencari jalan keluar.

Semoga hubunganmu dengan pasangan selalu dalam koridor baik-baik saja ya Diazens!

Beri Komentar