© 2019 Https://www.diadona.id / Pond5
Pertengkaran dalam hubungan adalah hal yang nggak disukai, tapi sering terjadi berulang. Wajar saja karena secocok apapun kamu dengan pasangan pasti punya beberapa hal yang nggak kalian sepakati.
Dilansir dari Liputan6 (3/12), agaknya era digital turut berkontribusi dalam meningkatnya intensitas pertengkaran, karena sekarang pertengkaran bisa terjadi bahkan waktu kamu lagi nggak bertatap muka dengan pasanganmu. Kamu sekarang bisa bertengkar lewat medium tulisan yang dikirim lewat fitur chat.
Kalau kamu masih sering terlibat dalam pertengkaran via teks, sepertinya kamu harus mulai berpikir untuk menguranginya sedikit demi sedikit karena potensi konflik yang dimunculkan justru lebih besar.
Manusia adalah makhluk visual. Komunikasi baru bisa berjalan efektif saat terjadi kontak mata di antara orang-orang yang berkomunikasi. Pendekatan komunikasi lewat teks nggak bisa mengakomodir hal itu sehingga seringkali komunikasi jadi berjalan kurang lancar.
Tidak adanya kontak mata juga mengakibatkan sering terjadi salah tafsir. Ekspresi yang bisa tertuang dalam teks cuma bisa diwakilkan oleh emoji, itu pun nggak sepenuhnya terwakilkan. Selain itu, kamu juga nggak bisa mendengar intonasi dari lawan bicara, padahal hal ini termasuk krusial. Konflik lebih besar bisa muncul dari kalimat yang sebenarnya biasa saja, tapi kamu salah artikan sebagai kalimat bernada marah.
Dalam komunikasi, selain kontak mata, sentuhan fisik ternyata juga bisa membantu agar prosesnya menjadi lebih efektif. Sentuhan kulit bisa memancing hormon dopamin sehingga tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks.
Dalam komunikasi jarak jauh yang nggak disertai tatap muka, suara langsung, dan sentuhan fisik kamu nggak bisa berada di kondisi yang mendesak untuk segera menyelesaikan masalah. Saat bertengkar lewat teks, kamu punya kecenderungan untuk nggak membalas saja waktu merasa malas untuk melanjutkan komunikasi.
Oleh karena itu, kalau kamu menghadapi pertengkaran dengan pasangan, ada baiknya kamu usahakan untuk duduk berdua dengan kepala dingin untuk menemukan solusinya bersama. Atau setidaknya, gunakan sambungan telepon yang bisa sedikit lebih jelas untuk berkomunikasi. Jangan sampai hubunganmu berakhir cuma gara-gara salah mengartikan teks.