© Shutterstock.com/KiattisakLamchan
Mendengar kata cinta lokasi, biasanya kita akan diingatkan pada kisah-kasih pasangan selebriti. Sebut saja Adzana Bing Slamet dan Rizky Alatas, Sharena dan Ryan Delon, serta Irish Bella dan Ammar Zoni. Ketika merupakan pasangan 'hasil' cinta lokasi yang bisa berlanjut sampai ke jenjang pernikahan.
Meskipun contoh tersebut mengarah pada pasangan selebriti, nyatanya cinta lokasi bisa terjadi pada siapa saja lho. Cinta lokasi bisa terjadi di tempat kerja, tempat nongkrong, lingkungan kelompok belajar atau bahkan terjadi saat proses KKN.
Terlepas dari tempat manakah yang berpotensi memunculkan cinta lokasi, sebenarnya kenapa sih orang-orang mudah 'terjerumus' dalam cinta lokasi? Usai membaca beberapa referensi, saya mendapat 3 kesimpulan mengapa cinta lokasi sering terjadi di antara kita. Yuk, simak rangkumannya.
Faktor pertama yang membuat cinta lokasi bisa terbentuk adalah ferkuensi pertemuan yang intens. Nggak cuma sekadar ketemu, dua orang yang mengalami cinta lokasi, minimal biasanya terlibat satu sama lain.
Rutinnya frekuensi pertemuan membuat benih-benih cinta tumbuh dengan sendiri. Orang Jawa bilang, 'witing tresno jalaran soko kulino'. Maksudnya tuh, cinta tumbuh karena terbiasa.
Kekuatan dari lingkungan sekitar kadang nggak main-main lho. Bisa saja pada awalnya kamu dan si dia biasa aja dan nggak terlibat romansa apa-apa. Tapi karena orang-orang di sekitar kalian seringkali berusaha menjodoh-jodohkan, bukan nggak mungkin lho benih cinta bisa tumbuh.
Kalau yang satu ini kayaknya nggak perlu dukungan orang sekitar sih. Biasanya mereka merupakan sosok yang mudah terbuka pada orang lain. Apalagi kalau keduanya punya sifat serupa ditambah dengan suasana mendukung, nggak perlu nunggu lama buat jadian deh.
By the way, kamu pernah merasakan cinta lokasi nggak sih? Dari beberapa penyebab tersebut, kamu cinlok pakai alasan yang mana?