© 2022 Freepik.com/drazenzigic
Memiliki pasangan yang baik, pengertian, sosok yang bisa memimpin, dan bisa berbagi kebahagian ataupun keluh kesah hampir menjadi impian semua orang. Sayangnya, untuk mewujudkan itu tidaklah mudah.
Bahkan, banyak kejadian yang dialami pasangan di luar sana sering mengalami model toxic relationship. Nah, salah satu yang perlu diwaspadai adalah tren kencan wokefishing.
Istilah ini memang terbilang kurang familiar dalam hubungan asmara. Bahkan, sebutan wokefishing tak seindah pengucapannya.
Wokefishing merupakan tren kencan baru, di mana ketika seseorang berpura-pura memiliki pandangan yang sama dengan seseorang yang menarik perhatiannya. Biasanya, itu berkaitan dengan isu-isu sosial atau politik yang marak diperbincangkan.
Seperti kesetaraan gender, diskriminasi warna kulit, dan lain sebagainya. Pandangan ini semata-mata mereka lakukan hanya untuk membuat targetnya tertarik berkencan dengan mereka.
Istilah wokefishing sendiri diambil dari perpaduan kata woke dan catfishing dalam kosakata slang, atau kosakata informal. Woke berarti perhatian yang ditunjukkan seseorang terhadap isu yang sedang hangat diperbincangkan, terutama isu ras dan diskriminasi.
Sedangkan catfishing berarti orang yang membuat karakter palsu di media sosial. Tujuannya, tentu saja untuk menarik atau menggoda korbannya.
Wokefishing baru muncul di tahun 2020 lalu. Pengucapan menarik, tapi dalam praktiknya wokefishing adalah perilaku yang bikin meyayat hati.
Wokefishing bisa disebut sebagai tren kencan yang manipulatif. Sebab, para pelakunya nggak benar-benar memegang nilai-nilai atau pandangan yang mereka klaim. Melainkan hanya sebatas ingin menarik perhatian dari targetnya saja.
Lantas, bisakah tanda-tanda wokefishing dikenali? Dilansir dari BOLDE, ada beberapa hal yang bisa diwaspadai akan perilaku wokefishing seseorang.
Pelaku wokefishing cenderung tidak konsisten. Baik dalam perkataan ataupun tindakannya penuh dengan manipulatif.
Mereka akan sering mengubah pendapatnya akan suatu hal yang kalian bahas. Begitupula dengan tindakan, mereka juga akan berganti-ganti akan kegiatannya karena tujuan awalnya hanya untuk menarik perhatianmu.
Seorang yang melakukan wokefishing akan membuat pencitraan diri sebagai orang baik di mata pasangan atau calon pasangannya. Hal ini dilakukan agar mereka menjadi pusat perhatian dan mengharapkan pujian akan tindakannya.
Pelaku wokefishing juga akan terlihat menyenangkan dan terbuka terhadapmu. Termasuk, dalam hal perbedaan pendapat agar kamu seakan menganggap dia paling mendengarkanmu.
Padahal, ini hanya trik darinya yang pada akhirnya dia akan membuat kamu lebih mengatakan apa yang ingin dia dengar saja.
Hal lainnya yang juga perlu diwaspadadi dari seorang wokefishing adalah, suka berkonflik dengan orang lain. Mereka seakan menebar dukungan untuk segala komunitas, yang pada akhirnya memunculkan konflik di kemudian hari.
Nah, itu tadi beberapa hal yang perlu diwaspadai olehmu agar tidak salah dalam memilih pasangan ya!