© Pexels.com
Hai Dokter Dona, perkenalkan namaku Caca, seorang perempuan berusia 23 tahun. Aku mempunyai kegelisahan yang berkaitan dengan masalah percintaan. Hal ini berkaitan dengan masalah sakit hati yang tak kunjung usai dan trust issue.
Awalnya aku berkenalan dengan seseorang, sebut saja Didi, di sosial media. Kami chatting-an melalui DM. Cukup intens, biasanya dia juga mengomentari Instastory-ku untuk memulai topik bahasan yang memang lumayan seru, hingga akhirnya kami bertukar nomor WhatsApp. Disini selain chatting-an kami juga teleponan.
Aku merasa sangat nyaman dengan dia. Berbagai obrolan bisa nyambung, walaupun ada pengecualian untuk selera musik, sih. Hehe. Selain itu aku tidak lupa bertanya mengenai love language juga untuk mengetahui kecocokan kita berdua. Yap, ternyata kami sama-sama memiliki act of service sebagai love language yang bisa saja menjadi salah satu kunci kesuksesan jika kami berhubungan kelak. Aku merasa sangat cocok dengan dia, namun sedikit terasa aneh juga karena kami terlalu sama bersama tanpa ada kelanjutan yang lebih jelas. Lambat laun, dia mulai menceritakan kisah masa lalunya sehingga men-trigger aku untuk bercerita kisahku juga. Sebenarnya aku adalah orang yang sangat tertutup akan hal ini. Tidak tau mengapa, dengan dirinya aku jadi bisa relate dan menceritakan kisahku juga yang belum pernah aku ceritakan kepada orang lain. Aku bahkan berani menceritakan insecurity terbesarku setelah overthinking berhari-hari, tentunya untuk menimbang-nimbang apakah orang ini benar-benar worth it atau tidak.
Suatu ketika pesanku diabaikan oleh Didi selama dua hari. Hal itu membuatku terlarut-larut dalam overthinking. Hingga akhirnya aku mengetahui kalau ternyata dia masih mempunyai hubungan yang belum selesai dengan mantan pacarnya. Padahal, sebelumnya Didi mengaku bahwa mereka sudah lama putus setelah dua tahun berpacaran. Aku pun sempat beradu agrumen dengan mantannya tersebut, yah meskipun tidak secara langsung.
Mengetahui hal tersebut aku merasa marah dan kecewa. Meskipun kadang masih berharap agar keadaan membaik, namun rasanya itu tidak mungkin. Hubunganku dan Didi pun terhenti begitu saja tanpa ada penjelasan apapun. Perasaan sakit hati, sedih, kecewa, dan sulit percaya pada orang lain masih menghantui hingga saat ini.
Apa yang harus dilakukan agar masalah ini selesai ya, Dok? Mohon masukan dan pencerahannya. Terima kasih, Dokter Dona.
Hai Caca. Terima kasih sudah mempercayakan ceritamu pada Dokter Dona.
Dokter Dona merasa sangat familiar dengan ceritamu ini. Dua orang yang pernah sangat dekat, tiba-tiba menjauh tanpa pernah ada status hubungan. Duh, kasus kayak gini kok sering banget terjadi sih?
Dari cerita di atas, apa yang Caca lakukan sebenarnya adalah hal wajar. Apalagi dengan intensitas komunikasi yang sudah demikian dalamnya. Adalah hal normal kalau Caca merasa posesif dengan Didi walaupun kalian berdua masih belum terikat status yang jelas. Untuk keinginan Caca menyelesaikan masalah yang belum selesai dengan Didi, harus ditentukan satu tujuan yang jelas. Bentuk penyelesaian masalah seperti apa yang sebenarnya Caca inginkan?
Apakah ingin kembali menjalin hubungan dengan Didi atau sekedar ingin mendapatkan kejelasan tentang masalah apa yang membuat kalian berdua merenggang?
Kalau menurut pendapat pribadi Dokter Dona, rasanya tujuan nomor dua adalah yang paling mungkin untuk dicapai. Caca bisa coba untuk kembali menjalin komunikasi ringan dengan Didi. Datanglah dengan mindset ingin menyelesaikan masalah, bukan dalam rangka kembali mengejar cintanya.
Mungkin respon dari Didi nggak akan datang secara instan. Perlu dicatat, ini adalah hal yang wajar, jika menilik interaksi terakhir kalian yang memang tak berujung baik-baik saja. Untuk itu, Caca bisa coba untuk lebih kalem dalam usaha menjalin komunikasi kembali. Kamu punya hak untuk mendapatkan penjelasan, Didi pun memiliki hak yang sama untuk menyiapkan penjelasannya.
Di tengah usaha untuk mencari jalan komunikasi, yang perlu Caca lakukan hanyalah bersabar untuk menemukan waktu yang tepat. Oleh karena itu, Dokter Dona juga sangat menyarankan agar kamu tetap melakukan berbagai kegiatan produktif. Hal ini termasuk salah satu usaha untuk menyembuhkan segala sakit hati dan kesedihan, serta untuk lambat laun membangun lagi kepercayaan pada orang lain lewat relasi-relasi baru yang tercipta dalam kegiatan yang kamu lakukan.
Dokter Dona tentu akan sangat senang kalau Caca bisa kembali berhubungan baik dengan Didi, hal yang sama mungkin juga Caca inginkan. Namun pastikan kamu nggak merugikan diri sendiri dengan mengorbankan terlalu banyak hal dalam prosesnya. Tetap utamakan kewarasan dan kebahagiaanmu, ya.
Semoga pandangan dari Dokter Dona ini bisa membantumu menghadapi masalah. Have a good one, Caca!