© Shutterstock.com/g/Prasit Rodphan
Bohong merupakan sikap seseorang ketika merahasiakan sesuatu, mengelak, atau melindungi diri. Sering kali bohong merugikan banyak orang dan menguntungkan diri sendiri.
Tidak sedikit orang-orang di luar sana yang tersakiti karena sebuah kebohongan. Apalagi jika kebohongan tersebut datang dari orang yang disayangi atau dipercaya, tentunya akan sangat sakit.
Ada cara untuk kamu dapat mendeteksi sebuah kebohongan. Salah satunya dengan teknik conundrum.
Pada dasarnya, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi sebuah kebohongan. Mulai dari mencermati gestur tubuh, cara bicara, dan masih banyak lagi.
Patut diingat, tidak ada teknik yang sempurna dalam mendeteksi suatu kebohongan. Hal inijuga berlaku pada teknik conundrum.
Teknik conundrum merupakan hasil dari adopsi sebuah buku yang berjudul " Get Anyone to Do Anything" karya David J. Lieberman. Dalam mendeteksi sebuah kebohongan, tentunya akan didasari dengan rasa curiga.
Sering kali rasa curiga membuat orang kalut serta resah dan gelisah. Dalam teknik conundrum ini, kamu diwajibkan untuk berlaku tenang. Karena rasa gelisah nantinya membuat orang yang kamu curigai akan sadar dengan gelagatmu.
Cara melakukan teknik conundrum ini cukup simple. Teknik conundrumdilakukan dengan memberikan sepotong fakta kepada orang yang kamu curigai berbohong. Kamu juga dapat " mengendalikan" orang yang kamu curigai dengan fakta tersebut dan mendeteksi apakah ia berbohong atau tidak.
Seperti contoh, pasanganmu mengaku jika ia sedang pergi dengan teman-temannya. Namun, kamu curiga kalau ia berbohong kalau pasanganmu sedang selingkuh.
Lalu, kamu bisa menyuguhkan sebuah fakta yang merupakan karanganmu. Lalu, ajukan pertanyaan kepadanya. Contoh pertanyaan: Eh yang, di medsos tadi katanya di depan restoran kamu nongkrong bareng teman-temanmu ada tawuran ya.
Jika ia menjawab dengan tegas dan to the point, berarti ia benar-benar nongkrong dengan teman-temannya. Namun, jika jawabannya terkesan berbelit-belit dan pasanganmu terlihat kebingungan, bisa jadi ia berbohong.
Pastikan fakta karangan yang kamu sampaikan tidak di luar nalar dan masuk akal. Semakin detail ia menceritakan, maka kamu semakin bisa memercayainya.