© Shutterstock.com/g/jomkwan
Selama beberapa tahun belakangan, K-Pop dan drama Korea banyak berseliweran menjadi hiburan bagi masyarakat. Bakat dan visual yang menarik membuat para idol dan aktor/aktris ini menjadi idaman para netizen.
Kadangkala, kondisi ini membuat seseorang sampai bermimpi 'saling suka' dengan idolanya. Ia sampai meluangkan banyak waktu utnuk melihat-lihat foto sang idola bahkan sampai berimajinasi dengan sosok tersebut.
Saat melakukan hal tersebut, sebenarnya ada banyak orang yang sadar jika imajinasinya tersebut nggak mungkin terwujud. Pasalnya, sosok idola ini terkadang nggak mengetahui keberadaannya. Dalam psikologi, kondisi semacam ini disebut parasocial relationship.
Melansir dari Well and Good, istilah parasocial relationship biasanya digunakan untuk menggambarkan kondisi saat seseorang menyukai orang lain yang nggak mengetahui keberadaan orang tersebut atau bahkan nggak pernah membalas komunikasinya sama sekali.
" Saya menyebut parasocial relationship 'hubungan imajinasi' karena melibatkan berkembangnya perasaan terhadap orang yang tak punya kontak langsungnya, seperti selebritas, atlet, musisi, tokoh publik, atau karakter fiksi," ujar Emily Simonian, M.a., LMFT., seorang terapis pernikahan dan keluarga.
Menurut psikoterapi dari Inggris, Hannah Beckett-Pratt, hubungan semacam ini berdampak pada keluarnya energi emosional, minat, serta investasi yang biasanya cukup besar pada orang yang disukainya. Namun hal itu hanya terjadi sepihak dan orang yang disukai tidak melakukan hal serupa padanya.
Parasocial relationship berbeda dengan konsep cinta bertepuk sebelah tangan, pasalnya kedua belah pihak tidak saling kenal. Namun, kondisi ini sebenarnya juga membawa keuntungan lain. Parasocial relationship memberi kepuasan tersendiri karena hubungan imajiner ridak menghasilkan penolakan yang menyakitkan.
" Contohnya, sekadar terkoneksi dengan orang itu, mengisi kekosongan sosial atau romantisme dalam hidup, atau memiliki perasaan kagum yang kuat terhadap mereka," ujar Emily.
Emily dan Hannah menyebut jika kondisi ini sebenarnya tidak berbahaya, lantaran kita merasa mengenal mereka seperti seorang teman. Tapi tentunya perlu ada batasan yang diketahui dan disadari.
" Jika kamu mendapati diri dipenuhi dengan pikiran tentang orang itu, terus-menerus memeriksa media sosial atau sumber berita lain untuk mengetahui informasi tentang orang itu, dan itu mengganggu keseharian kamu, kemungkinan itu pertanda bahwa pikiran dan perasaan kamu bisa menjadi kuat," lanjut Emily.
Jika disimpulkan, parasocial relationship sebenarnya merupakan hal yang wajar. Tapi kondisi itu akan berubah jadi tidak sehat jika sudah mengganggu realitas kehidupan. Lakukan semua sewajarnya agar tidak mengganggu diri sendiri maupun orang lain.