© News9.com
Kita pasti sudah pernah bahkan sering juga melihat pasangan yang saling memuji satu sama lainnya. Bahkan, seakan tak bisa hidup kalau tidak dengan pasangannya.
Hal ini seakan terdengar sebagai contoh pasangan bahagia. Tapi, bagaimana jika pasangan yang terlihat bhagia ini rupanya melakukan selingkuh?
Ini mungkin akan terkesan tak masuk akal. Tapi, kenyataanya hal itu banyak terjadi, lho! Hal ini karena, pikiran dan perasaan yang mendorong seseorang menuju perselingkuhan tidak sesederhana itu.
Dilansir dari simplepractice.com, model hubungan masa kini telah berubah dibandingkan dengan zaman dulu. Sifat pernikahan dan keluarga sedang berubah, dan terjadi pula pergeseran nilai.
Berbeda dengan pernikahan di masa lalu, pernikahan modern dinilai kurang memiliki ketangguhan. Kalau kebanyakan para pria dan wanita zaman dulu siap menikah as soon as possible.
Sedangkan, kaum millennial dinilai lebih sabar menunggu lebih lama dan lebih percaya diri untuk memutuskan apakah dan kapan mereka ingin membuat perubahan besar dalam hidup seperti menikah dan memiliki anak.
Peran perempuan dalam rumah tangga saat ini pun telah berubah, yang berarti bahwa memengaruhi peran gender. Dulu, pria berjuang untuk mengekspresikan perasaan mereka dan wanita lebih banyak menanggung beban pekerjaan rumah. Kini, secara perlahan, perkembangannya mengarah pada hubungan yang lebih adil dan sehat.
Meski monogami masih disukai oleh mayoritas masyarakat, di banyak negara konsep hubungan poliamori (seseorang menjalin hubungan dengan beberapa orang lain di saat bersamaan dengan sepengetahuan dan seizin pasangannya) kini mulai banyak diterima.
Nah, ketika model hubungan ini bisa terjadi, artinya komunikasi yang terjalin dianggap sudah sangat terbuka. Konon, poliamori ini bantu menurunkan tingkat perceraian, khususnya di Amerika Serikat.
Keinginan untuk tidak setia ini tidak bisa dibatasi oleh jenis kelamin, seksualitas, atau usia. Di beberapa kasus, perselingkuhan terjadi akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi dalam suatu hubungan.
Seperti, kurangnya komunikasi, kebosanan, dan rasa insecure yang tidak dicari jalan keluarnya. Jika salah satu pasangan merasa tidak pernah didengar atau mendapatkan respek yang sepantasnya, maka sangat lumrah jika seseorang akan berusaha memenuhi kebutuhan itu dari orang lain. Walaupun, konteksnya ia juga menyayangi pasangannya saat ini.
Di sisi lain, terlepas dari apa yang mungkin ditakuti oleh pasangan yang telah diselingkuhi, masalah-masalah dalam hubungan mereka bukan satu-satunya alasan mengapa orang berselingkuh. Ketika perselingkuhan muncul akibat pergumulan pribadi, perasaan impulsif, atau tekanan sosial dan lingkungan, masalah-masalah dalam hubungan suami dan istri dapat terjadi karena perselingkuhan, bukan sebagai penyebabnya.
Dalam sebuah hubungan yang bahagia, seseorang mungkin berselingkuh bukan karena mereka tidak puas dengan pasangannya. Tapi karena mereka tidak puas dengan diri sendiri.
Dalam artian, mereka merasa masih butuh pembuktian dan pujian. Lebih gampang bertanya “ Apa yang saya inginkan?” daripada “ Apa yang pasangan saya inginkan dari saya?”
Ketika seseorang bahagia dengan hubungannya, kecil kemungkinan ia berselingkuh karena sudah nggak cinta. Sebaliknya, mereka baru jatuh cinta dengan seseorang yang memiliki free spirit, berani mengambil risiko, dan suka bertualang saat mereka berselingkuh.
Berdasarkan survei, pria punya andil lebih besar berselingkuh daripada wanita (20 persen pria mengaku berhubungan seks bukan dengan istri mereka dan 13 persen istri yang mengaku tidur dengan pria lain).
Dalam hubungan heteroseksual, pria, sebagai makhluk visual lebih cenderung mempraktikkan perselingkuhan seksual baik jangka pendek maupun jangka panjang. Alasannya, karena tergiur kemolekan fisik lawan jenisnya.
Mayoritas pria juga lebih sulit mengungkapkan perasaan dan penghargaan secara verbal, sehingga seks menjadi cara yang digunakan untuk terhubung dengan pasangannya.
Nah, jika mereka merasa kebutuhan seks mereka kurang terpenuhi, maka pria akan memenuhi kebutuhan itu dari wanita lain.
Sebaliknya, wanita lebih mengutamakan perasaannya. Seorang wanita yang mencari perhatian dari pria lain kemungkinan besar itu karena dia merasa kurang dihargai atau diabaikan oleh pasangannya.
Ketika kamu terjebakl dalam situasi ini, yang harus dilakukan adalah jangan emngabaikan begitu saja. Melainkan, segerlah mencri bantuan. Jika masalahnya cukup serius dan Anda sadar nggak punya pengetahuan yang tepat untuk mengatasinya, segeralah cari bantuan dengan menemui konselor pernikahan untuk menyelamatkan pernikahan Anda.