© 2021 Greg Rakozy On Unsplash
Regulasi, menurut definisi adalah seperangkat aturan yang dibuat dan diterapkan untuk mengendalikan suatu kondisi. Tak jauh berbeda bila istilah ini dihubungkan pada diri dan juga emosi. Namun bukan berarti aturan untuk pengendalian diri ya, melainkan pada kemampuan diri dan emosi untuk mengerti dan mengatur perasaan serta tindakan terhadap apa yang sedang terjadi.
Yah, namanya juga hidup, tak selalu berjalan seperti apa yang kita inginkan, bukan?
Melansir Very Well Mind, dalam kaitannya dengan diri, regulasi bisa didefinsikan dalam berbagai cara. Namun yang paling dasar mengacu pada pengendalian perilaku, emosi dan pikiran seseorang dalam mengejar tujuan jangka panjang.
Your Therapy Source menulis bahwa regulasi diri adalah kemampuan untuk memantau dan mengelola keadaan energi, emosi, pikiran dan perilaku dalam cara yang bisa menghasilkan output positif. Artinya, ini adalah gimana kita bisa menghadapi stres dan meletakkan dasar semua aktivitas lainnya. Salah satu cara untuk mengembangkan regulasi adalah kesadaran diri, kecerdasan emosional, penyaringan stimulai sensorik yang efisien, dan juga mempertahankan fokus.
Contohnya nih, sebagai orang dewasa kita memiliki kebebasan untuk melakukan sesuatu, baik yang telah diatur dan memiliki konsekuensi hukum dan sosial, atau tidak. Kita bisa aja nggak disiplin mengerjakan pekerjaan kantor karena nggak diawasi oleh atasan. Namun, kita memilih untuk tetap melaksanakan tanggung jawab dan itulah yang disebut dengan regulasi.
Andrea Bell dari Good Therapy mendefinisikan regulasi diri sebagai pengendalian dari diri sendiri oleh diri sendiri. Begini lebih jelasnya:
“ Seseorang yang memiliki pengaturan emosi diri yang baik memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosinya. Mereka dapat menolak perilaku impulsif yang dapat memperburuk situasi mereka, dan mereka dapat menghibur diri sendiri ketika mereka merasa sedih. Mereka memiliki rentang respons emosional dan perilaku yang fleksibel yang sesuai dengan tuntutan lingkungan mereka.”
Seberapa penting sih regulasi diri ini? Penting banget sih karena regulasi diri ini bisa meningkatkan kemampuan individu buat mengatur dirinya sendiri. Dengan kata lain, dia bisa memiliki kontrol atas perilaku dan hidupnya sendiri. Eits, bukan berarti apa yang terjadi padanya bisa dia kendalikan ya, melainkan bisa bertindak demi kepentingan terbaik jangka panjang dan konsisten dengan nilai-nilai yang dia yakini benar.
Menurut Albert Bandura, seorang ahli efikasi diri dan peneliti terkemuka SRT, regulasi diri adalah proses aktif yang berkelanjutan di mana kita:
Sekali lagi, regulasi diri melibatkan jeda natara perasaan dan tindakan. Dalam jeda tersebut, regulasi diri membuat kita meluangkan waktu buat memikirkan semuanya, membuat rencana, menunggu dengan sabar. Termasuk juga memahami pergumulan batin dan memikirkan output terbaik yang bisa kita berikan dalam kondisi psikologi tersebut.
Gampang banget kok melihat akibat dari gimana rendahnya regulasi diri bisa menyebabkan masalah pada hidup. Contohnya nih anak yang memiliki regulasi diri rendah bisa sangat mudah melakukan hal-hal yang merugikan saat marah, misalnya memukul atau berteriak.
Pada orang dewasa, kurangnya regulasi diri membuat mereka mengalami kesulitan menangani stres dan frustasi. Seringnya perasaan-perasaan tersbeut kemudian diekspresikan dalam bentuk kemarahan dan cemas, dan dalam kasus yang lebih ekstrim, bisa didiagnosis sebagai gangguan mental. Regulasi diri adalah penting karena membuat seseorang bertindak sesuai dengan nilai yang mereka pegang teguh.
Tahu nggak sih bahwa pada anak, regulasi diri adalah prediktor untuk kemampuan akademik lho! anak-anak dengan regulasi diri yang baik disebut memiliki nilia yang lebih dalam membaca, kosa kata dan metamatika. Penelitian lain juga menyebut kalau kemampuan anak kecil dalam regulasi diri berkaitan dengan tingkat pendidikan masa depan yang lebih tinggi. Ingat ya, tingkat pendidikan, bukan masa depan yang lebih baik.
Bagaimana caranya agar hal-hal tersebut bisa berkembang? Ini dimulai dari masa anak-anak. Dikutip dari Very Well Mind, belajar tentang regulasi diri adalah ketrampilan penting pada anak baik untuk kematangan emosi atau hubungan sosial di kemudian hari.
Ketrampilan regulasi diri melibatkan empat aspek, diantaranya:
Fisik : biologi, tempramen
Emosional : kepribadian, paparan trauma, kemampuan menghamat impulsif
Mental : Fokus dan pergeserannya, kontrol, manajemen gangguan dan juga frustasi
Sosial : interaksi interpersonal, empati dan juga nilai
Berikut ini beberapa strategi nyata untuk regulasi diri, diantaranya:
Yakni suatu kesadaran yang muncul dari memperhatikan dan merasakan emosi serta keadaan sekutar trus menerimanya secara terbuka. Dalam penelitian yang dilakukan pada tahun 2019 lalu, mindfulness membantu mengatur emosi negatif dan pada gilirannya membantu pemikiran tingkat tinggi.
Yakni menafsirkan ulang suatu situasi untuk mengubah respon emosional terhadap sesuatu hal. Apa contohnya?
Misalnya nih saat seseorang terlihat mengacuhkan kamu, sangat mungkin terlintas dalam pikiranmu bahwa dia nggak suka sama kamu kan? Nah, coba deh kamu ganti pikiranmu dengan 'temanku mungkin sibuk dan tak bermaksud demikian'.
Penelitian menunjukkan kalau menggunakan penilaian ulang kognitif dalam kehidupan sehari-hari akan menghasilkan pengalaman dan emosi yang lebih positif.
Regulasi diri adalah kemampuan untuk memahami dan mengeola perilaku dan reaksi kita terhadap sesuatu. Bayangkan bila kita berhasil meguasainya, berapa banyak stres yang bisa kita buang dan tak perlu kita rasakan?