© Freepik.com/pressfoto
Pernah dengar ungkapan kaki di kepala, kepala di kaki nggak? Kondisi ini sedikit banyak mirip dengan kondisi ketika seseorang jatuh cinta. Lebih mudahnya, kita mengenal istilah bucin atau budak cinta. Kondisi di mana seseorang rela melakukan apapun demi menyenangkan pasangannya.
Bahkan saking 'cintanya' dengan pasangan, apapun rela dilakukan agar si pasangan tidak berpaling kepada orang lain. Kadangkala permintaan dari pasangan juga aneh-aneh sih, tapi nyatanya nggak sedikit juga orang yang rela berubah untuk mewujudkan keinginan sang pujaan hati.
Mengutip dari hellosehat.com, Rebekah Montgomery, Ph.D., seorang psikolog hubungan di Washington DC mengungkapkan bahwa perempuan justru lebih sering mengubah diri mereka demi pasangannya lho. Hal ini diperkuat dengan alasan bahwa perempuan cenderung merasa bertanggung jawab terhadap hubungan yang dijalaninya.
Pihak perempuan disebut-sebut rela berubah demi beradaptasi dengan kondisi pasangannya. Biasanya, perempuan berharap bisa menjadi istri atau pacar yang baik, sehingga sebisa mungkin mereka berubah agar dirinya lebih layak diterima dan dicintai.
Eli Finkel, Ph.D., profesor psikologi di Northwestern University, Chicago, menyebut bahwa masing-masing orang ternyata membawa pengaruh berbeda pada hidup kita. Salah satu yang paling berpengaruh yakni keberadaan pasangan. Mereka bisa jadi pengaruh buruk, tapi nggak sedikit juga yang berpengaruh baik bagi pasangannya.
Terlepas dari itu semua, ternyata rasa insecure juga banyak berpengaruh pada perubahan seseorang. Perempuan yang berubah demi pasangannya, cenderung berusaha menjadi sosok ideal yang diimpikan pasangannya. Cara ini seringkali dicapai agar sang pasangan tetap mencintainya dan tidak berpaling pada perempuan lain.
Berubah demi kebaikan memang nggak salah. Tapi kalau berubah cuma untuk menyenangkan pasangan, apa nggak justru membebani?