© Healthline.com
Untuk banyak orang, stres adalah sumber dari menurunnya libido. Saat banyak tekanan muncul dari sekitar, tubuh akan sulit untuk rileks, seks pun tidak lagi menjadi kegiatan yang bisa dinikmati.
Selama pandemi, keinginan orang untuk berhubungan seksual memang jauh meningkat. Setidaknya itu yang ditemukan oleh sebuah penelitian terbitan International Journal of Gynecology & Obstetrics.
Meski begitu, kuantitas rupanya tidak berbanding dengan kualitas. Efek dari pandemi yang menimbulkan stres membuat kegiatan seksual menjadi sulit dinikmati. Dampaknya untuk para perempuan adalah, mereka jadi sulit untuk menemukan titi puncak kenikmatan atau orgasme.
Hal ini didapat dari sebuah penelitian yang dilakukan di Turki. Tim peneliti tersebut mengambil sampel 58 orang perempuan untuk disurvei tentang kegiatan seks mereka 6-12 bulan sebelum munculnya pandemi COVID-19.
Kemudian mereka diminta mengisi pertanyaan yang sama namun dengan rentang waktu selama pandemi. Ini dilakukan untuk mendapatkan perbandingan tentang apa yang berubah dari kegiatan seksual saat normal dan saat wabah seperti sekarang.
Hasilnya menunjukkan bahwa para perempuan tersebut lebih sering melakukan hubungan seksual selama pandemi. Intensitas seksual meningkat dari dua kali seminggu (rata-rata 1,9 kali) saat masa normal, menjadi lebih dari dua kali seminggu (rata-rata 2,4 kali) saat masa pandemi.
Dilaporkan juga bahwa hasrat seksual menjadi lebih tinggi secara umum bila dibandingkan dengan masa sebelum pandemi.
" Seks memang bisa menjadi kegiatan untuk bersenang-senang selama masa-masa yang menegangkan untuk semua orang ini," terang terapis seks Jessa Zimmerman.
Meski meningkat dari sisi kuantitas, dari segi kualitas ternyata menunjukkan hasil sebaliknya. Berdasarkan hasil laporan penelitian tersebut, ditemukan bahwa terdapat kemunduran yang signifikan dalam fungsi seksual wanita, salah satunya mencakup kemampuan untuk orgasme.
Salah satu alasan yang ditemukan adalah karena adanya benturan dalam kegiatan seksual, di mana seks diposisikan sebagai keiatan pelepas stres, namun kondisi saat ini justru menyumbang banyak stres. Tubuh tidak dapat berada di posisi paling optimal untuk merasakan orgasme yang justru dapat melipat gandakan tingkat stres.
Untuk menyikapinya, Jessa mengatakan bahwa hal ini adalah normal. Tetap lakukan kegiatan seks jika dirasa dapat melepaskan stres. Namun lakukan dengan ekspektasi yang lebih disesuaikan sehingga kamu nggak perlu terlalu memaksakan diri untuk mencapai titik yang sama dengan kegiatan seks sebelum pandemi.
" Kamu mungkin akan butuh lebih banyak waktu untuk pemanasan. Nikmati apapun yang kamu lakukan dengan pasangan, bahkan jika caranya sedikit berbeda dengan hubungan seks biasanya," pungkas Jessa.
Semoga hasil penelitian dan saran ahli di atas bisa bermanfaat untuk kehidupan seksual dengan pasangan, ya!