© Shutterstock.com/g/splash1
Sedari kecil kita diajarkan bahwa kita adalah makhluk sosial yang butuh membangun hubungan dengan orang lain. Singkat kata, sejak kecil kita pasti diajarkan untuk berteman dengan siapapuan.
Semakin dewasa, tman-teman yang kita miliki akan semakin berkurang. Wajar kok, tapi memang seiring bertambahnya usia, kita harus mulai menyaring orang-orang manakah yang bisa diajak untuk menjalin pertemanan yang sehat.
Mengutip dari Psychology Today, pertemanan yang sehat adalah kunci hidup sehat, bahagia, bahkan panjang umur. Tapi perlu disadari, pertemanan yang sehat itu dirasakan oleh dua belah pihak, bukan salah satunya saja.
Pertemanan yang sehat tetap perlu menghargai privasi. Sedekat apapun pertemanan, kamu harus tetap bisa mencintai dan menghargai diri sendiri. Ada batasan yang tetap perlu kamu lindungi agar tidak diperlakukan seenaknya oleh orang lain.
Jika kamu menginginkan pertemanan yang sehat, kamu pun perlu menerapkan kejujuran dan keterbukaan. Ada kalanya kamu dan temanmu akan berbeda pendapat, tapi justru di momen seperti itulah kamu harus tetap bisa belajar menghargai dan nggak mudah menghakimi.
Untuk bisa menghargai satu sama lain, tentu perlu komitmen dong. Ya walaupun nggak mudah, kalian bisa sama-sama belajar menjadi pribadi yang pengertian.
Sikap pengertian itu bahkan sangat dibutuhkan ketika salah satu pihak mengalami masa-masa sulit. Kadangkala, bukan saran dan komentar yang diperlukan, tapi keberadaan satu sama lain sudah cukup untuk menguatkan.
Pertemanan yang sehat akan selalu menunjukkan eksistensinya di masa senang maupun sukar. Jika kamu berbagi kesedihan dengan mereka, maka sudah selayaknya kamu pun berbagi hal-hal yang menyenangkan.
Kondisi pertemanan sehat yang terus terjaga selama bertahun-tahun nggak cuma berdampak pada kebahagiaan, tapi juga pada kesehatan dan umur yang panjang. Untuk itu, jagalah hubungan pertemanan yang sehat itu, karena zaman sekarang makin susah nyari teman yang tulus!