© Shutterstock.com/PRPicturesProduction
"Lebih baik sakit hati, daripada sakit gigi" kamu pasti tau potongan lagu tersebut kan? Tapi, kalau sudah putus cinta rasanya sudah melebihi sakit gigi dan bikin semua jadi berantakan alias badmood, apalagi putus pas lagi sayang-sayangnya.
Biasanya seseorang kalau sudah putus cinta, mereka akan melakukan kesibukan agar terlupakan masalah patah hatinya. Lalu, bagaimana dengan orang lain yang merasa pikiran dan tubuh mereka tidak cukup sehat untuk bekerja? Apakah harus mengambil cuti kerja?
Hal ini di jelaskan oleh Irina Firstein, seorang terapis New York City, bahwa seharusnya masalah hubungan tidak diberi kelonggaran yang sama di tempat kerja. Walaupun traumatis, putus cinta dan rasa patah hati tidak memerlukan waktu lama untuk di sembuhkan.
Menurutnya, bekerja justru dapat membantu seseorang yang lagi patah hati untuk kembali beraktivitas dengan normal, karena bekerja dapat membantu menghilangkan sebagian fokus dan energi yang dirasakan seseorang saat mengalami patah hati.
Namun, laih hal dengan Sally Wright, Ph.D., yang merupakan seorang konsultan untuk klien American Psychotherapy Association yang tidak setuju dengan pendapat diatas, karena menurutnya situasi yang melibatkan patah hati terkadang lebih sulit untuk dihadapi.
Bahkan, Sally menempatkan putus cinta atau perceraian setara dengan kematian, karena dapat menyebabkan kehancuran emosional.
Jadi, kalau kamu memang merasa perlu memperbaiki diri sendiri, cobalah memberikan waktu untuk menenangkan diri sendiri dengan mengambil cuti beberapa hari, tapi jangan terlalu lama, karena hal ini akan menambah bebanmu setelah mengalami patah hati.