© Shutterstock.com/g/Galina Zhigalova
Sejak awal, cinta memang sudah menjadi dasar kehidupan. Ya, kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan orang lain muncul dari naluri untuk bertahan hidup dan saling melindungi.
Kendati demikian, cinta dan hubungan memberikan manfaat yang jauh lebih dalam daripada hanya sekedar merespon secara sederhana terhadap naluri bertahan hidup. Kepuasan dan kebahagiaan yang berasal dari cinta mendorong manusia untuk mencari hubungan yang stabil dan bertahan lama.
Helen Fisher, seorang antropolog yang meneliti perilaku manusia ketika jatuh cinta, memaparkan bahwa jatuh cinta merupakan universal craving, dimana semua orang dapat merasakan keinginan yang kuat untuk bersama dengan seseorang. Sejalan dengan pemaparan tersebut, dalam hierarki kebutuhan yang dikemukakan Abraham Maslow, cinta dan rasa menjadi salah satu kebutuhan dasar yang memotivasi perilaku manusia.
Tentu, teman-teman Diazens ingin terhindar dari keresahan dan memiliki hubungan yang sehat, langgeng, dan harmonis bukan? Lalu, bagaimana kita menghadapi masalah tersebut dan membentuk hubungan yang ideal?
Untuk menjawab hal itu, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menciptakan positive illusion. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari State University of New York dan University of British Columbia, ilusi positif berperan penting dalam mempertahankan hubungan romantis.
Hal ini bisa terjadi lantaran seseorang yang merasa yakin bahwa pasangannya memenuhi standar yang mereka inginkan dari seorang pasangan merasa lebih bahagia dan puas dengan hubungannya. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Mengidealkan pasangan dapat menjauhkan kita dari perilaku mengontrol pasangan dan terus menerus mengevaluasi kecocokan dalam hubungan. Mengidealkan pasangan bukan berarti menaruh ekspektasi yang tinggi pada pasangan, tapi sekedar melihat lebih dalam dan mendefinisikan ulang kualitas-kualitas yang kita anggap sebagai “ pasangan ideal” sesuai kelebihan yang kita lihat dalam diri pasangan.
Di sisi yang lain, ketika pasangan mengetahui bahwa kita memiliki konsep ideal tersebut, mereka akan terdorong untuk berusaha memenuhinya (self-fulfilling prophecy). Alhasil, secara tidak langsung baik kamu dan pasangan sama-sama melakukan yang terbaik demi kelanjutan hubungan.
Hal baik yang dimaksud di sini mungkin sedikit terlampau luas. Namun sebagai contoh, barangkali kamu dan pasangan akan makin sadar dalam diri masing-masing betapa pentingnya sikap saling menghargai, menghormati, hingga kepedulian, serta banyak aspek lainnya yang akan mengantarkan kamu dan pasangan menuju keharmonsan yang sesungguhnya.
Well, semoga kamu dan pasangan senantiasa diberikan kebahagiaan hingga ajal yang memisahkan ya.