© Shutterstock.com/g/bbernard
Bicara soal cinta tuh memang rumit ya. Tapi pernah nggak sih kamu menemui 'kasus' ketika seseorang rela berubah demi membahagiakan pasangan?
"Sayang, aku rela ngapain aja deh demi kamu.." atau "sayang, aku rela berubah demi bahagiain kamu.."
Meski terkesan dilandasi oleh rasa cinta, nyatanya hal semacam itu justru bukan dorongan cinta loh. Apa yang kedengarannya romantis, justru nggak semanis arti sebenarnya.
Eli Finkel, Ph.D., seorang psikolog di Northwestern University, Chicago menyatakan bahwa setiap orang yang kita temui semasa hidup, memang bisa memberikan pengaruh pada diri kita. Dan pengaruh terbesar itu biasanya datang dari sosok yang disebut pasangan.
Entah memberi pengaruh baik atau justru buruk, keberadaan pasangan diam-diam bisa mengubah pola pikir atau bahkan perilaku seseorang. Sayangnya, nggak semua perubahan yang dipengaruhi oleh keberadaan pasangan itu berasal dari dorongan rasa cinta.
Rasa insecure dalam suatu hubungan ternyata bisa juga mengubah seseorang loh. Seseorang yang merasa insecure manakala menjalani suatu hubungan, pasti akan berusaha berubah menjadi sosok ideal yang diidamkan pasangannya.
Apalagi perempuan-perempuan, mereka seolah merasa bertanggung jawab atas hubungan yang sedang dijalaninya. Sehingga mereka berusaha beradaptasi dengan kondisi pasangan, dan sebisa mungkin berusaha untuk selalu menyenangkan pasangan.
Meski terkesan dipengaruhi oleh rasa cinta, perubahan semacam ini justru dilatarbelakangi oleh rasa takut ditinggalkan oleh pasangan. Sehingga biasanya ia berusaha berubah menjadi sosok yang lebih layak, agar sang pasangan tetap mencintai dan nggak berpaling dari dirinya.
Kalau udah kayak gini, motivasinya berubahnya karena apa nih menurutmu? Karena beneran cinta atau cuma karena takut ditinggalin dan jadi kesepian?