© Bridestory.com
Kata orang, ada tiga ibu yang paling kejam; ibu kota, ibu tiri, dan ibu mertua. Ungkapan tersebut tentu hanya bentuk hiperbola dari situasi sebenarnya. Meski begitu, memang tak sedikit kasus yang menunjukkan bahwa adanya gesekan antara menantu dan ibu mertua.
Dari sudut pandang menantu, terutama untuk perempuan, ibu mertua dianggap punya aura yang intimidatif. Hal ini lah yang kemudian menimbulkan generalisir sifat ibu mertua yang dicap kejam. Padahal, kenyataannya bisa jadi berlaku sebaliknya.
Teruntuk para ibu mertua, berikut ini adalah beberapa poin yang bisa dijadikan panduan untuk bisa lebih merangkul menantu. Disimak yuk!
Di dalam adat ketimuran yang sangat kental, pernikahan nggak cuma terjadi pada dua orang yang mengikat janji sehidup semati, namun juga melibatkan kedua keluarga.
Gesekan antara mertua dan menantu kerap terjadi ketika sang mertua masih memposisikan menantu sebagai orang lain, bukan anak sendiri. Padahal, posisi menantu tetap lah menjadi anak, terlepas dari tidak adanya hubungan darah.
Para ibu mertua bisa mulai memangkas batas tersebut dengan memposisikan menantu layaknya anak sendiri. Hal ini akan menghilangkan kesan intimidatif di mata menantu sehingga kalian berdua bisa jadi lebih dekat.
Mayoritas anak perempuan menjadikan ibu sebagai idola seumur hidupnya. Ketika akhirnya mereka menikah dan memiliki ibu mertua, sosok panutannya juga akan beralih.
Bantu menantu dengan menjadi sosok ibu mertua panutan. Ia akan melihat bagaimana pola berumah tangga, bekerja, serta berinteraksi dalam keluarga darimu sebagai mertua.
Bimbing si menantu dalam menjalani kehidupan barunya dalam keluarga. Petuah dan nasihat darimu bakal jadi penuntun jalan dan inspirasi baru baginya.
Nggak akan ada yang terluka karena pujian. Namun kadang lontarannya tertahan karena satu perasaan; gengsi.
Coba sampaikan pujian secara terbuka saat anak menantu melakukan sesuatu yang baik. Misal, jika dia sukses membuat masakan untuk pertama kalinya. Jangan ragu untuk melontarkan pujian di depan banyak orang. Sebaliknya, sampaikan secara privat jika ada kritikan. Hal ini akan dapat memompa kepercayaan dirinya.
Selain memberi pujian, tunjukkan juga kalau sebagai mertua, kamu sangat mendukung pilihan hidup yang diambil oleh si menantu. Misal, ketika dia memutuskan untuk berkarir ketimbang hanya fokus menjadi ibu rumah tangga.
Memang nggak mungkin untuk selalu setuju dalam segala hal yang dipilihnya, namun hal tersebut bisa tetap disampaikan dengan cara yang baik ketimbang sekedar menunjukkan kemarahan saja kok.