© Imdb.com
Lihat sosoknya sekilas aja deg-degan. Nggak ingin berpisah walaupun sebentar. Inginnya melakukan segala hal bareng-bareng aja. Itulah beberapa perasaan yang muncul waktu kamu merasa suka sama seseorang.
Merasakan hal tersebut sedikit saja, kamu pasti akan langsung mendefinisikannya sebagai cinta. Namun sebenarnya, layer cinta sangatlah luas. Dalam level tertentu, rasa sukamu justru bisa berubah jadi gangguan obsesi lho!
Dalam dunia psikologi ada istilah Obsessive Love Disorder (OLD). Dikutip dari laman halodoc, OLD merupakan gangguang mental yang membuat pengidapnya terobses dengan satu orang. Pengidap OLD akan merasa punya kepentingan untuk melindungi orang yang dicintai secara obsesif, bahkan kalau perlu sampai mengendalikan kehidupan pasangannya.
Ngeri nggak sih?
Membedakan mana yang beneran cinta dan mana yang sekedar obsesi semata memang gampang-gampang susah. Kalau dilihat sekilas, keduanya memang terlihat hampir sama. Namun secara substansi, keduanya sangatlah berbeda.
Mereka yang benar-benar cinta biasanya akan cenderung lebih memahami segala perbedaan pandangan dan penolakan dari pasangan. Yah, walaupun di dalam hati pasti ada perasaan nggak enak dikit, tapi akhirnya pasti bakal paham-paham aja.
Sebaliknya, mereka yang obsesif akan cenderung memaksakan kehendak. Berbeda dan menolak adalah hal yang nggak boleh terjadi dalam hubungan tersebut. Pokoknya kamu pengen semua keinginanmu dipenuhi, titik.
Cemburu adalah perasaan yang biasa. Lihat pasangan akrab sama lawan jenisnya, wajar kok kalau kamu menyimpan tanya tentang ada hubungan apa di balik itu semua. Pasangan yang benar-benar cinta akan meminta penjelasan langsung dari kekasihnya. Perasaan cemburunya pun bakal luntur seiring penjelasannya.
Namun tidak begitu dengan mereka yang memiliki obsesi pada pasangan. Dia bakal cemburu 24/7 tanpa alasan yang jelas. Dia bakal cemburu sama teman lawan jenismu, cemburu pada kegiatanmu, atau bahkan cemburu ke orang-orang yang punya hubungan darah denganmu. Nggak masuk akal deh pokoknya!
Pada intinya, rasa sayang yang berwujud obsesi akan melunturkan segala rasa hormat dan sekat privasi. Nggak ada lagi keinginan untuk memahami karena yang ada cuma hasrat ke-aku-an yang kental.
Obsesi berlebihan nggak cuma akan mengganggu untuk pasanganmu, walaupun maksud hatimu cuma menyampaikan rasa sayang, namun jugabakal merusak dirimu sendiri.
Akhirnya kamu nggak akan bisa menyayangi pasanganmu seutuhnya karena selama ini yang kamu cintai adalah ekspektasi terhadap sosok pasangan sempurna versi pribadimu sendiri. Nggak mau kan hal ini terjadi?
Jaga batas rasa sayangmu untuk tetap ada di kadar cinta yang wajar biar nggak sampai menembus zona obsesi ya!