© Shutterstock.com/id/g/bakharev85
Bicara soal hubungan rumah tangga atau pernikahan, maka kita nggak bisa mengesampingkan soal seks. Bisa dibilang, hal ini jadi salah satu aspek penting dalam kehidupan pasutri.
Tapi sebenarnya seberapa penting hubungan seksual dalam hubungan jangka panjang seperti pernikahan? Disadari atau tidak, setiap pasangan tentu punya pendapat berbeda tentang hubungan seksual.
" Keinginan yang tidak serasi, kurangnya orgasme, dan faktor lainnya dapat mempengaruhi dinamika hubungan. Perbedaan libido tersebut pun bisa menjadi lebih jelas lagi jika Anda dan pasangan tidak membicarakannya," ujar Madeline Lucas, terapis sekaligus manajer klinis Real, seperti melansir dari Bustle.
Madeline menambahkan jika seks juga bergantung pada komunikasi dan kompromi pasangan. Hal ini berkaitan dengan perbedaan dorongan seks dari hubungan yang satu dan yang lainnya.
" Jika seks penting bagi Anda dan pasangan, maka itu penting dalam hubungan. Penelitian juga menggarisbawahi bagaimana seks dapat meningkatkan keintiman dan koneksi," lanjutnya.
Sebuah studi yang dimuat dalam Journal of Social and Personal Relationships menyatakan, makin banyak sesi bercinta yang dilakukan, maka makin besar kemungkinan bagi seseorang untuk merasakan keintiman dengan pasangannya. Kepuasan bercinta bisa didapatkan dimulai dengan kejujuran satu sama lain dan bagaimana pasangan saling terbuka mengenai apa yang disukai masing-masing.
Studi lain yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Sexual Behaviour juga membahas hal serupa. Para peneliti mengungkap soal frekuensi seks terbaik untuk pasangan suami istri, yakni berada pada kisaran satu minggu sekali atau sekitar 54 kali dalam satu tahun.
Tennesha Wood, pelatih hubungan dan pendiri The Broom List mengungkap, seks dalam hubungan jangka panjang itu sebenarnya penting. Hal ini lantaran seks memungkinkan pasangan suami istri untuk mengalami keintiman, kerentanan, dan koneksi satu sama lain.
" Dalam hubungan jangka panjang, tidak dapat dihindari dan sepenuhnya normal bahwa seks akan surut dan mengalir. Faktornya tak lain adalah stres, kelelahan, dan jadwal yang sibuk. Kehidupan seks biasanya normal justru setelah dinamika awal hubungan," jelas Madeline.
Pasang surut soal gairah bercinta adalah hal yang wajar dalam sebuah pernikahan. Di awal hubungan, pasangan mungin sulit untuk melepaskan satu sama lain. Namun setelah tinggal bersama dalam jangka waktu lama, frekuensi seks bisa menurun, mungkin hanya 1-2 kali dalam seminggu.
Madeline dan Tennesha sepakat mengenai hal ini. Jika telah lama menjalani hubungan, pasutri harus bisa membangun keintiman dan kenyamanan, bukan lagi sekadar kepuasan seksual.
Cara termudah untuk membangun hubungan pernikahan tetap hangat yakni dengan menjaga komunikasi. Bisa dengan saling berbincang, berpelukan di sofa, atau obrolan lebih dalam saat berada di ranjang.