Selingkuh itu Pilihan, Bukan Keterpaksaan

Reporter : Olivia Lidya Elsanty
Minggu, 10 Mei 2020 09:15
Selingkuh itu Pilihan, Bukan Keterpaksaan
Nggak ada istilah 'terpaksa' selingkuh...

Mendapati pasangan berselingkuh bisa jadi adalah hal terakhir yang ingin kita ketahui. Saat salah satu pihak berselingkuh, maka hubungan percintaan nggak akan bisa kembali pada keadaan semula.

Saat hal ini menimpa hubunganmu, biasanya kamu akan mempertanyakan segala hal tentang hubungan itu. Haruskah kamu bertahan atau justru melepaskan hubungan tersebut.

Menghadapi pengkhianatan dari seseorang yang sudah dikenal bertahun-tahun tentu saja akan membuat kita merasakan kehancuran. Kita bahkan seolah tidak lagi mengenal mereka, ungkap emotionalaffair.org. Kepercayaan akan tergilas habis, sehingga menyisakan rasa insecure yang menggerogoti diri.

1 dari 3 halaman

Lantas, ketika sebuah perselingkuhan terjadi, siapakah yang patut disalahkan?

Ilustrasi Perselingkuhan

Perselingkuhan bisa terjadi pada siapa pun, kapan pun dan di mana pun. Tapi kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa selalu ada pilihan dalam setiap keadaan.

Selingkuh adalah suatu kesempatan yang terbuka, seseorang bisa memilih melakukannya atau justru menghindarinya. Perselingkuhan juga tidak bisa didasarkan pada kesalahan salah satu pihak.

2 dari 3 halaman

Setiap orang punya hak untuk memilih, akankah ia berselingkuh atau tetap memegang teguh komitmen yang telah dibangunnya.

Perlu diketahui, seseorang yang berselingkuh sebenarnya tidak akan merasa bersalah. Mereka hanya akan menunjukkan rasa bersalahnya jika perselingkuhan itu telah terbongkar.

3 dari 3 halaman

Lagipula, jika mereka benar-benar merasa bersalah atas perselingkuhan yang dilakukannya, sudah pasti mereka mengakhiri hubungan gelap itu kan?

Beri Komentar