© Shutterstock.com
Tidak ada yang mulus dalam sebuah hubungan asmara. Baik itu karena proses berjalannya waktu, atau salah satu pihak yang trnyata toxic. Sikap toxic memang sering terjadi di mana-mana, dan rasanya sangat tidak menyenangkan bagi korban.
Banyak hubungan yang yang sudah terpapar akan aksi gaslighting. Gaslighting merupakan sebuah bentuk manipulatif dan berujung toxic relationship. Gaslighting juga termasuk dalam kekerasa emosional yang berbahaya dan sering kali tak disadari.
Pelaku gaslighting akan membuat korbannya bertanya-tanya akan penilaian serta fakata pada diri sendiri. Hal ini akan membuat korban gaslighting jadi tidak percaya diri Dikutip dari Verywell mind, berikut ini adalah ciri-ciri dari perilaku gaslighting dalam sebuah hubungan.
Ciri pertama pelaku gaslighting adalah mereka suka atau doyan bohong. Para pelaku gaslighting akan secara terang-terangan berbohong dan tidak akan pernah mengaku. Meskipun sudah disodorkan bukti kebohongannya, tetap saja tidak mengaku.
Karena ngotot akan kebohongannya, korban atau pacarnya pun jadi mempertanyakan kebenaran yang sebenarnya. Bohong sudah menjadi sifat dasar mereka para pelaku gaslighting.
Kedua yaitu meremehkan perasaan orang lain, meskipun itu pasangannya sendiri. Mengesamnpingkan emosi atau perasaan korban akan membuat pelaku gaslighting menguasai targetnya.
Salah satu bentuk dari meremehkan perasaan orang lain yaitu dengan mengatakan " masa gitu doang nangis" atau semacamnya. Dengan begini, korban akan merasa kalau hal yang ia rasakan salah.
Meski berbuat salah, para pelaku gaslighting tidak mau mengaku salah. Bahkan, kesalahan tersebut ia limpahkan ke orang lain. Kalau dalam asmara, tentu saja korbannya adalah pasangannya.
Pelaku akan mencoba memanipulasi korban sehingga ia terlihat tidak bersalah di mata korban. Korban pun jadi percaya akan perkataan pelaku dan meyakini hal itu. Bahkan, dengan sikap manipulatifnya, pelaku bisa saja menyalahkan korban kenpa bisa terjadi kesalahan seperti itu.
Untuk ciri satu ini, sering kali pelaku gaslighting gunakan ketika membahas masa lalu. Seperti contoh, dulu pelaku sempat salah beli kue ulang tahun dan tidak ingin membahasnya. Di kemudian hari, pelaku bisa saja mengatakan kalau itu adalah kesalahan korban karena salah memberikan instruksi. Ini juga termasuk perilaku manipulatif.
Jika cerita versi pelaku ini kerap kali diungkapkan, maka korban jadi meragukan ingatannya yang dulu. Hal ini juga termasuk dalam gaslighting.
Ketika ditanya atau dikonfrontasi, para pelaku gaslighting akan mengeluarkan senjatanya yaitu sebuah rayuan. Mereka akan mengeluarkan kata-kata baik dan npenuh pujian agar situasi makin mulus.
Pelaku gaslighting memiliki kemampuan untuk mengetahui apa saja yang ingin didengarkan korban. Mereka pun akan mengucapkannya dengan tulus, sehingga membuat korban terpengaruh.
Itu tadi beberapa ciri-ciri perilaku gaslighting dalam sebuah hubungan. Semoga pasangan Diazens tidak ada yang tukang gaslighting ya.