© Instagram.com/xeesoxee.fanpage
Bicara soal perselingkuhan memang seringkali bikin naik darah. Apalagi keterlibatan seorang perempuan yang terang-terangan menunjukkan diri sebagai pelakor.
Jika selama ini kita melihat seorang pelakor sebagai sosok yang percaya diri dan tegar, mungkin kita perlu mengulik lebih dalam. Seorang yang berstatus sebagai pelakor justru cenderung rapuh dan menyedihkan.
Meski kelihatan berhasil merebut lelaki lain dari pasangan aslinya, hubungan yang dijalani oleh seorang pelakor nyatanya hanya semu belaka. Bagaimana pun juga masih ada sosok istri yang dipertahankan oleh lelaki pilihannya.
Jika ia memang berhasil memiliki sang lelaki sepenuhnya, bayang-bayang masa lalu sang lelaki pun nggak akan bisa dibuang begitu saja.
Jadi pelakor belum tentu menang. Karena sekalipun dia yang dipilih, bisa jadi di kemudian hari sang lelaki akan kembali pada istri sahnya.
Kebanyakan lelaki yang berselingkuh, biasanya tidak benar-benar mencintai selingkuhannya.
Saat terjadi suatu perselingkuhan, pihak yang paling sering disalahkan adalah si perempuan yang berstatus sebagai pelakor. Meski kesalahan tentu saja adalah kesalahan si pelakor dan sang lelaki beristri, hujatan terbesar tentu saja diterima oleh si pelakor.
Seorang pelakor tidak akan pernah dilupakan oleh publik. Entah hubungannya nanti akan berhasil atau justru berantakan, image sebagai pelakor akan terus menempel pada dirinya.
Pandangan penghinaan pun akan terus dilayangkan pada mereka yang tega merebut pasangan orang lain.
Pelakor tidak akan bisa bebas menjalani hidupnya. Segala hal harus dilakukan dengan hati-hati bahkan secara tersembunyi.
Hubungannya akan selalu dirahasiakan dan dia tidak akan pernah dibanggakan di depan umum oleh pasangannya.
Yang seringkali tidak kita sadari, sebenarnya pelakor adalah sosok yang tidak percaya diri. Ia ingin meraih sesuatu yang bisa membuatnya diakui oleh orang lain.
Hal ini bisa membuatnya melakukan hal apapun, termasuk dengan menjadi pelakor hanya karena ingin mendapat perhatian.
Mengetahui seorang perempuan menjadi pelakor memang terasa memuakkan. Mudah saja bagi kita untuk membenci setiap kelakuan mereka.
Namun pada akhirnya, mereka akan menuai hasil dari perbuatannya. Tidak ada kebahagiaan sejati yang bisa diperoleh dari suatu perbuatan hina.