© Pregnancytoparenting.ca
Setiap anggota keluarga pasti memiliki peran mereka masing-masing. Pada umumnya suami berperan untuk mencari nafkah, sementara istri bertanggung jawab untuk urusan rumah dan anak.
Namun seiring dengan perkembangan dunia, saat ini kita tidak selalu hidup dengan cara seperti itu. Banyak istri yang juga bekerja untuk membantu suami mereka mencari nafkah.
Dilansir dari Parade, sebuah studi yang diterbitkan di Personality and Social Psychology Bulletin, menganalisis lebih dari 6,000 pasangan di Amerika selama 15 tahun. Para peneliti menemukan bahwa para suami merasa cemas saat mereka adalah satu-satunya pencari nafkah dalam keluarga. Namun, tingkat stres suami mencapai posisi tertinggi ketika mereka sepenuhnya bergantung secara finansial pada istri mereka.
Psikolog menjelaskan bahwa hal ini dipicu oleh pandangan masyarakat. Meskipun kita telah berpikir maju tentang peran pria dan wanita dalam kehidupan, namun masih banyak orang yang percaya bahwa peran suami adalah mencari uang dan peran istri adalah mengurus rumah.
Sementara suatu hal yang sudah tertanam dalam masyarakat akan sulit untuk diubah. Bagi banyak pria, meskipun mereka telah menerima perubahan yang ada, mereka masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa mereka kalah dalam beberapa hal saat istri mereka memiliki pendapatan lebih banyak darinya.
Pemikiran itu bisa menyebabkan suami menjadi lebih tertekan. Banyak pria yang belum bisa menerima peran mereka untuk mengurus rumah tangga. Padahal istri yang memiliki pendapatan lebih, diharapkan dapat mewujudkan keluarga yang lebih adil dan sejahtera.
Di saat yang sama, wanita cenderung ingin memiliki kontrol lebih banyak atas keputusan besar saat mereka merasa memiliki penghasilan lebih banyak dari suaminya. Secara tidak sadar, para suami akan diminta untuk menyerahkan peran mereka lebih banyak pada sang istri.
Pada kondisi ini, wanita tidak seharusnya meminta maaf karena mereka memiliki gaji yang lebih besar. Tetapi tekanan yang ada harus segera diatasi. Kamu harus menyadari bahwa mungkin suamimu akan lebih mudah marah dan sensitif pada hal tertentu. Hal itu disebabkan oleh rasa cemas yang ada pada dirinya.
Membuat kebiasaan mengobrol di rumah bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi tekanan yang suamimu alami. Kamu bisa mengutarakan rasa banggamu padanya dan berterima kasih atas apa yang dia lakukan.
Selain itu kamu juga bisa merancang ide baru bersama suamimu untuk menetapkan peran dari setiap anggota keluarga di rumah. Bersikaplah terbuka dengan apa yang dia rasakan dan selalu menjaga komunikasi di antara kalian, maka masalah apa pun bisa dengan mudah kalian atasi.