© 2020 Https://www.diadona.id / Nypost
Kalau ada 10 orang di ruangan dan kamu tanya pendapat mereka tentang selingkuh, kemungkinan besar 9 di antaranya akan mengatakan kalau itu salah. Tapi faktanya, dari 90% yang berkata demikian, sebanyak 40% masih tetap melakukannya. Kok bisa?
Nampaknya hitungan matematis nggak berlaku dalam hal ini karena selingkuh adalah urusan hati dan urusan hati yang bisa ngukur cuma Tuhan.
Seperti yang diungkapkan oleh Dr. Christopher Ryan Jones, PsyD, seorang psikolog, kepada Bustle, "Sebagian besar orang berselingkuh karena mereka membutuhkan perhatian lebih. Nggak selalu berarti perhatian dari pasangannya kurang, hanya saja perhatian dari lebih dari satu orang akan seolah memberinya validasi."
"Alasan tersebut biasa digunakan oleh mereka yang punya masalah dalam hal kepercayaan diri. Dengan berselingkuh, dia mendappat perhatian lebih, lalu datang validasi, dan tumbuhlah kepercayaan diri," lanjut Jones.
Dalam kasus lain, di beberapa orang pada awalnya berselingkuh sama sekali nggak muncul sebagai niatan mereka. Tapi, seiring berjalannya waktu, mereka seperti menemukan sesuatu yang nggak didapat dari pasangannya sekarang sehingga menyebabkan rasa penasaran untuk mencari sosok lain yang memenuhi ruang tersebut.
" Mungkin mereka sudah mengomunikasikan kebutuhannya tersbeut tapi pasangan nggak menyanggupi atau nggak bisa memahami sehingga kemudian muncul bayangan akan sosok baru di luar hubungan yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut," tutur Jaclyn Lopez Witmer, seorang psikolog asal New York City.
Berselingkuh bagi beberapa orang juga dijadikan salah satu jalan untuk mengakhiri hubungan.
" Beberapa orang lebih memilih untuk mencari orang baru ketimbang merunut dan menyelesaikan masalah dalam suatu hubungan. Dalam kasus seperti ini, berselingkuh mendatangkan dua hal; putusnya hubungan yang sudah nggak dikehendaki lagi dan dapat pasangan baru tanpa harus terlalu lama menghabiskan waktu sendiri," Jones melanjutkan.
Untuk menghindari perselingkuhan dalam hubungan, Lopez Witmer memberikan suatu masukan.
" Cobalah saling terbuka dalam menyampaikan apapun, baik keluhan ataupun pujian. Keterbukaan dapat membangun dinding yang mengitari kalian berdua. Batas yang nggak jelas antara kalian akan lebih mudah diterobos dan membuat hubungan kalian rawan terganggu," ujar Lopez Witmer menutup wawancara.