© 2022 Freepik.com/jcomp
Menemukan tambatan hati yang sepadan dan sesuai dengan diri bukan perkara mudah. Apalagi, bagi kamu yang sudah berniat untuk menjalani hubungan tahap serius.
Tentu saja dalam hal ini tidak bisa hanya sekedar main-main dala memilih pasangan. Ekspektasi memiliki pasangan ideal hingga love language yang dimiliki menjadi pertimbangan.
Dalam pencarian pasangan hidup, terkadang seorang dihadapkan dengan omongan orang lain yang seakan menyebut terlalu pemilih karenanya menjadi lama menjomblo. Padahal, hal itu belum tentu benar, lho!
Ada kalanya seseorang memang sudah mengupayakan mencari pasangan hidup, namun tak kunjung bertemu yang tepat. Namun, menurut pakar ada beberapa hal yang menjadikan seseorang sulit mencari pasangan.
Salah satunya, berkaitan dengan love language yang dimiliki. Setidaknya ada dua love language yang dinilai sulit mencari pasangan hidup. Hubungannya apa ya?
Hubungan antara sulitnya mencari pasangan dan love language ini banyak berkaitan dalam fase mencari jodoh, terutama saat proses kencan. Pakar menemukan fakta, jika ekspektasi hingga cara seseorang mengartikan love language itulah yang membuat seseorang merasa kesulitan dalam menemukan pasangan yang sesuai.
Pasalnya, setiap bahasa cinta itu memiliki respons yang berbeda ketika sedang berada dalam suatu hubungan. Karena itu, beberapa di antaranya lebih cenderung kesulitan dalam memilih dan mendapatkan pasangan yang menurutnya ideal.
Dilansir dari Best Life Online, ini 2 love language yang bisa bikin seseorang lama melajang! Apa saja?
Seorang psikoterapis yang berbasis di San Francisco, Jacob Brown mengatakan, quality time menjadi salah satu love language yang mengalami kesulitan saat mencari pasangan.
Berdasarkan pengalamannya, orang-orang dengan love language tersebut kerap merasakan tidak dicintai, tidak diperhatikan sampai tidak dianggap ketika mereka tidak memiliki banyak waktu untuk bersama.
Alhasil, pemilik love language quality time cenderung merasakan dan menyimpan ketakutan bahwa pasangannya akan meninggalkan mereka karena tidak sempat berjumpa. Gaya pacaran dengan keterikatan satu sama lain ini dapat mempersulit cinta baru untuk hadir dan berkembang.
Tak sedikit pula, orang yang baru saja mendekat merasa ketakutan jika pasangannya kelak menuntut quality time secara terus menerus.
Love language lainnya yang juga dinilai sulit mencari pasangan hidup adalah acts of service. Para ahli mengatakan, mereka yang memiliki love language ini seolah dianggap menuntut pasangan melakukan sesuatu untuk membuat pasangannya merasa dicintai dan bahagia.
Ini bahkan terjadi ketika hubungan masih di fase pendekatan, atau kencan. Love language acts of service dianggap sebagai jenis bahasa cinta yang cukup menyulitkan.
Seksolog klinis dari AS, Rachel Sommer, PhD mengatakan, love language lainnya cenderung lebih mudah dijalani ketimbang acts of service. Hal itu berdasarkan pengalaman yang sudah dilakukannya.
" Berdasarkan pengalaman saya, kebanyakan orang menganggap bahasa cinta yang lain lebih mudah untuk dijalani. Tapi tidak untuk acts of service. Ketika seseorang datang, kemudian dipikul oleh aksi yang seolah-olah menjadi tanggung jawabnya, maka kebanyakan orang akan gagal total," ungkapnya.
Karena itu, dalam tahapan mencari pasangan hidup amat penting bagi calon pasangan untuk mengenali masing-masing love language. Hal ini, agar hubungan bisa terjalin lebih harmonis dan penuh kebahagiaan.