© Shutterstock.com
Kehidupan sosial berupa pertemanan dan persahabatan rasanya nggak bisa dipisahkan dengan kegiatan curhat. Teman atau sahabat dekat biasanya adalah orang yang kita percaya untuk dijadikan tempat berbagi mengenai suatu kondisi yang kita alami.
Meski sesi curhat ini sudah umum terjadi, ternyata masih ada etika-etika yang perlu diperhatikan. Entah kamu jadi pihak yang curhat atau pihak yang mendengarkan curhatan, ada beberapa hal yang nggak bisa dilakukan seenaknya karena akan membuat suasana jadi nggak nyaman.
Lantas, seperti apa etika dalam sesi curhat? Berikut ulasan selengkapnyaa~
Saat temen lagi curhat dan kamu jadi pihak pendengar, sebaiknya jangan memotong pembicaraan seenaknya yaa. Biarkan dia bercerita sampai selesai, baru deh kamu memberi tanggapan jika memang diminta. Dan perlu dipahami, kalo lagi asik curhat tapi tiba-tiba dipotong tentunya nggak enak banget ya!
Ada seseorang yang curhat karena hanya ingin didengarkan, tapi ada juga yang memang membutuhkan masukan dari orang lain. Kalau diminta memberi saran atau solusi, sebisa mungkin jangan bersikap judgemental.
Sedekat apapun kalian, kamu nggak tahu kondisi mental dia seperti apa. Kadang, apa yang kita anggap sepele bisa jadi merupakan hal memberatkan bagi orang lain.
Kalau yang satu ini, pengingat buat kamu yang mau curhat. Meski kamu udah dekat dan bestie banget sama seseorang, bukan berarti kamu bisa datang seenaknya untuk langsung curhat panjang lebar. Selalu tanyakan apakah mereka punya waktu untuk mendengar curhatmu atau enggak. Lagipula, kalau beneran dekat, mereka pasti akan meluangkan waktu kalau kamu membutuhkan dia.
Kalau kamu diminta memberi saran atau masukan saat orang lain sedang curhat, selalu ingat posisi dan kapasitasmu yaa. Jangan sampai kebablasan memberikan saran, untuk itu penting banget menanamkan pemikiran jika hal ini bukan tentang kamu.
Jangan memberi saran seolah hal itu tentang kamu, misalnya 'kalau aku sih' atau 'ah, kamu mending. nih, kalau aku' dan sejenisnya. Hindari hal semacam ini dan cobalah untuk memposisikan dirimu sebagai dia.
Pastikan untuk mendengar curhatan seseorang sampai selesai. Kalau udah di akhir cerita dan dia seolah membutuhkan saran atau masukan, kamu bisa banget menawarkan hal tersebut. Lagi-lagi perlu diingat, jangan sampai bantuan yang kamu berikan berada di luar kemampuanmu yaa.
Itulah sejumlah etika soal curhat dan mendengar curhatan orang lain. Jangan bersikap seenaknya saat jadi pihak pendengar atau pencerita karena bisa menimbulkan ketidaknyamanan pada pihak lainnya.