© 2019 Https://www.diadona.id/dbs.com.sg
Tak dapat dipungkiri, jatuh cinta bisa membuat seseorang menjadi buta. Istilah bucin (budak cinta) seakan mewarnai kondisi kasmaran dalam suatu hubungan.
Sebenarnya, jika mengarah ke hal yang positif dan baik, kondisi bucin terhadap pasangan itu sah-sah saja. Tapi, jika mengalami suatu hal buruk dari pasangan namun sulit melepaskan dengan alasan masih cinta, hal itu perlu diwaspadi.
Hubungan yang negatif dan sering menjadikanmu sakit hati, itu masuk dalam kategori toxic relationship. Bahkan, mengarah ke bentuk taruma bonding dalam hubungan.
Trauma bonding merupakan kedekatan emosional yang intens akibat kekerasan dalam hubungan. Hal ini bisa terjadi ketika kamu memilih bertahan meski pasangan sudah melakukan tindak kekerasan.
Kasih sayang yang semula wajar tiba-tiba berubah menjadi obsesi, sekalipun hal tersebut menyakitkan. Sebelum kamu berkorban karena cinta, berikut beberapa tanda trauma bonding yang seringkali disalahartikan dalam hubungan. Apa saja?
Adanya sikap manipulasi yang dilakukan pasangan lambat laun akan mengendalikan hidupmu. Seorang psikolog, Nadine Macaluso dilansir dari laman Mind Body Green mengungkapkan kontrol dari pelaku dapat membuat korban merasa kebingungan dan jauh dari dirinya sendiri.
Akibatnya, sekalipun kamu paham apa yang menimpamu itu menyakitkan, kamu akan terus mengelak dan meyakinkan diri bahwa ini hanyalah firasat buruk yang kamu ciptakan sendiri. Lagi-lagi bisanya, alasan masih sayang atau cinta yang membuat hal ini terus kamu lakukan.
Kamu mulai mengabaikan orang-orang di sekitarmu. Segala cara akan kamu lakukan untuk mempertahankan hubungan dengan dirinya.
Nasihat dari orang-orang terdekat tidak lagi kamu dengar, karena adanya keinginan untuk selalu melindungi pasangan yang telah menyakitimu. Biasanya, korban akan dengan suka rela menutupi tindak kejahatan dari pasangannya kepada sahabatnya hanya agar pasangannya dinilai baik.
Berdalih karena cinta, sesering apapun perlakuan buruk yang kamu terima, pintu maaf selalu terbuka. Rasa tidak mampu membuatmu rela melakukan hal apapun tak terkecuali mengorbankan kebahagiaanmu sendiri.
Ini menjadi sebuah perbedaan antara tulus atas cinta dengan bahagia yang sebenarnya dilandasi oleh tekanan dan manipulasi.
Hubungan yang terbangun dalam konteks trauma bonding kalau dibiarkan berlarut akan membuat dirimu semakin sakit hati. Pasangan sebagai pemegang kontrol hanya akan memanfaatkan kamu untuk memenuhi ego pribadinya.
Sifat utama dari trauma bonding yakni ketergantungan membuat korban merasa tidak mampu untuk melawan. Alhasil, kamu akan memilih tetap bertahan sekalipun sadar hubungan tidak lagi sehat.