Awalnya dia dan 6 orang temannya pergi untuk berburu rusa di Bukit Daun pada 21 Mei. Namun, saat sore hari dia tak kunjung juga muncul di lokasi yang sudah disepakati bersama sebagai titik kumpul.
Meski masih muda, Gading sudah memiliki rasa kepedulian yang tinggi untuk sesama. Dia banyak memberikan bantuan di tengah wabah ini. Sayangnya, dia mengalami musibah akibat fisiknya yang kelelahan.
Saat orang tua telah tiada, kita tak bisa lagi melihat senyum di wajahnya dan tak bisa lagi merasakan hangat peluknya. Hanya bisa menatapi batu nisan dan mendoakan semoga tenang di sana.
Ayah adalah pria yang paling mencintai putrinya dan tak akan pernah menyakiti hatinya. Tentu bukan hal mudah harus melepaskan anaknya untuk hidup bersama pria lain pilihan hatinya.
Beliau tidur di kandang, jadi satu dengan bebek dan kambing. Bahkan terkadang hanya berbuka puasa dengan air putih karena tak ada apa-apa untuk dimakan.