© Medcom,id
Perayaan hari raya Galungan dan Kuningan menjadi momen sakral bagi umat Hindu Bali. Hari raya Galungan dan Kuningan adalah sebagai kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan dan kejahatan).
Konon, hari raya Galungan dan Kuningan sudah dirayakan oleh umat Hindu Bali sejak abad ke 9 Masehi. Hari raya Galungan dan Kuningan selalu dirayakan dengan meriah di penjuru pulau Dewata Bali. Setiap daerah miliki tradisi unik masing-masing.
Nah kali ini kita mau membahas tentang fakta unik perayaan hari raya Galungan dan Kuningan masyarakat Hindu Bali :
Hari raya Galungan adalah perayaan yang sangat penting bagi masyarakat Hindu, Bali. Menurut sebuah dokumen kuno yang terbuat dari daun lontar, perayaan Galungan Bali dimulai pada tahun 804 Saka ata sekitar 882 Masehi. Sejak saat itu, hari raya Galungan selalu dirayakan setiap tahun.
Namun pada saat Bali di bawah kepemimpinan Raja Sri Ekajaya, hari raya Galungan tak dirayakan selama 23 tahun tanpa sebab. Namun pada saat di bawah kepemimpinan Sri Jayakusunu, masyarakat Hindu Bali kembali rayakan hari raya Galungan.
Untuk tahun 2020 ini, hari raya Galungan jatuh pada 20 Februari dan juga 16 September - 26 September. Hari raya Galungan memang dirayakan dua kali dalam setahun. Hari raya Galungan tepatnya dirayakan setiap 210 hari.
Mulai dari kantor pajak hingga instansi perbankan biasanya akan menutup semua layanan, untuk menghormati perayaan hari raya Galungan di Bali. Biasanya, instansi-instansi tersebut akan memberikan pemberitahuan jauh-jauh hari sebelumnya.
Biasanya setiap daerah di Bali miliki tradisi masing-masing dalam merayakan hari raya Galungan. Tradisi yang paling umum ditemui adalah tradisi Ngelawang Barong, atau tradisi mengarak barong berkeliling pura.
Tradisi tersebut biasanya dilakukan dengan diiringi musik tabuhan gendang dan kenong. Ngelawang barong dipercaya sebagai upaya menyeimbangkan alam dan menjauhkan manusia dari mara bahaya.
Selain tradisi Ngelawang Barong ada tradisi semacam debus di Pura Petilan, Desa Kesiman. Kemudian ada tradisi Perang Jempana yang dilakukan sama masyarakat Desa Timrah, Kabupaten Klungkung. Dan masih banyak tradisi unik lain.
Hari raya Galungan rasanya tak lengkap bila tak ada penjor ini. Penjor adalah wujud ucapan syukur bagi masyarakat Hindu Bali. Penjor juga merupakan tiang bambu dengan tinggi setidaknya mencapai 8 meter dengan hiasan daun aren muda mirip janur kuning untuk acara nikahan.
Namun ujung penjor biasanya ada gantungan yang diisi dengan hasil bumi seperti biji-bijian, kelapa, padi, dan jajanan yang disebut dengan 'sampian'. Penjor biasanya akan dipasang sehari menjelang hari raya Galuangan.
Perayaan Galungan juga selalu identik dengan kuliner tradisional wajib. Kalau hari raya Idul Fitri umat muslim biasanya identik sama ketupat, rendang, dan opor, berbeda nih sama hari raya Galungan. Hari raya Galungan ini harus ada kuliner lawar, nasi kuning, hingga tape ketan.
Belum banyak yang tahu, kalau hari raya Galungan juga dimanfaatkan oleh masyarakat Hindu Bali untuk mempererat tali silaturahmi antar sanak saudara. Biasanya mereka yang merantau juga akan kembali ke kampung halamannya.
Pada momen perayaan Galungan ini, masyarakat Hindu Bali biasanya akan berkunjung ke kediaman keluarga. Setelah 10 hari perayaah Galungan, masyarakat Hindu Bali akan merayakan yang namanya hari raya Kuningan.
Nah itu dia nih sederet fakta unik soal perayaan Galungan Bali. Selamat hari raya Galungan dan Kuningan bagi seluruh umat Hindu di Indonesia.