© 2019 Travel And Leisure
Banyak orang yang suka berjalan-jalan tapi nggak menyukai proses perjalanan itu sendiri, terutama waktu harus bepergian jauh dengan menaiki pesawat. Meskipun kamu sudah duduk di spot ternyaman dan menyiapkan list film untuk menemanimu, perjalanan rute panjang dengan pesawat tetaplah melelahkan. Kondisi tubuh pun mereaksi perjalanan tersebut. Ada saja yang terjadi di tubuh pasca terbang jauh seperti pusing atau mual.
Theresa Fiorito, M.D., seorang ahli penyakit menular dari unit Family Travel Clinic di NYU Winthrop Hospital menjelaskan bahwa tekanan dan kualitas udara di dalam pesawat dapat mempengaruhi kesehatanmu. Misal, di beberapa orang bisa saja mengalami mimisan akibat nggak tahan dengan tekanan udara yang terjadi saat pesawat lepas landas atau mendarat. Atau nafasmu yang agak sesak dan jadi mual karena nggak tahan dengan udara di dalam pesawat yang menimbulkan aroma aneh.
Selain karena faktor udara, kurangnya pergerakan yang bisa dilakukan saat berada di dalam pesawat ternyata jadi faktor yang paling berbahaya.
" Lama durasi terbang sama dengan lama waktu seseorang nggak bisa bergerak bebas. Dari beberapa riset, ditunjukkan bahwa hal tersebut bisa menimbulkan risiko penggumpalan darah di beberapa titik karena alirannya menjadi kurang lancar," ujar Fiorito kepada Bustle (19/12).
Selain itu, berada di ruangan yang terbatas dalam waktu lama bersama orang-orang asing yang bisa saja sedang dalam kondisi nggak sehat juga berpotensi menyebabkan kamu tertular penyakit. Kamu mungkin merasa aman karena orang yang sedang batuk dan bersin duduk di kursi yang jauh dari kamu, tapi kuman punya cara kerja sendiri yang nggak kamu bayangkan.
" Kuman bisa menyebar sampai sejauh 7.6 meter. Jadi, kalau seseorang di kursi lorong di deret ke 10 bersin tanpa menutup mulutnya, maka orang-orang dari deretnya sampai deret 20 punya risiko untuk menghirup kuman yang bercampur di udara," jelas Fiorito.
Kalau kamu berhasil melewati penerbangan tanpa terkena penggumpalan darah atau flu, bahaya lainnya bisa lebih mudah untuk dikendalikan. Kamu mungkin akan merasa lelah karena perubahan asupan oksigen dan gangguan jam tidur alias jet lag. Kamu mungkin akan merasa dehidrasi dan lemas, tapi tenang saja karena semua masalah itu akan memudar pada hari-hari setelah penerbangan dan nggak akan memiliki efek yang bertahan lama.