Cuma di Jepang Ada Tradisi Membakar Gunung! Biar Apa, Ya?

Reporter : Bagus Prakoso
Rabu, 12 Agustus 2020 15:47
Cuma di Jepang Ada Tradisi Membakar Gunung! Biar Apa, Ya?
Tradisi ini bernama Wakakusa Yamayaki yang ada di Kota Nara.

Jepang memang identik dengan tradisi yang unik. Mulai dari tradisi yang seru hingga tradisi yang terbilang berbahaya.

Nah, ada salah satu tradisi yang bisa dibilang unik yang dilakukan masyarakat Kota Nara, Jepang. Ya, mereka punya tradisi membakar gunung. Seperti apa tradisi ini?

1 dari 2 halaman

Wakakusa Yamayaki

Wakakusa Yamayaki

Festival ini bernama Wakakusa Yamayaki. Namun, festival ini bukanlah 'membakar gunung' sebenarnya. Mereka hanya merayakan festival kembang api di atas sebuah gunung.

Gunung ini bernama Gunung Wakakusa. Gunung ini dulunya adalah sebuah bekas gunung berapi tua yang ramai dikunjungi oleh wisatawan.

Saat tiba di puncak, wisatawan akan bisa menyaksikan pemandangan seluruh kota tanpa terhalang. Biasanya, gunung akan ditutupi oleh rerumputan dan pohon cemara. Namun ketika mendekati musim dingin, dain daun akan berguguran sehingga gunung akan terlihat gundul.

Pada saat itulah masyarakat setempat akan merayakan festival Yamayaki. Nyala api akan menghiasi gunung di atas rumput mati. Peristiwa inilah yang dikenal sebagai Yamayaki atau 'gunung panggang'.

Tradisi ini dirayakan oleh Candi Todaiji, Candi Kofukuji, dan Kuil Kasuga. Perayaan dimulai dengan upacara penyalaan obor di Kuil Kasuga Taisha. Lalu, api akan dibawa dalam parade menuju kaki gunung. Di atas gunung, sudah diletakkan enam kembang api.

Setelah kembang api lengkap, rerumputan di gunung mulai dibakar. Percikan api ini akan disaksiskan oleh seluruh masyarakat kota Nara.

2 dari 2 halaman

Sejarah

Asal-usul tradisi Wakakusa Yamayaki ini memang masih simpang siur. Namun, kebiasaan ini diduga berasal dari perselisihan di antara dua kuil, Todai-Ji dan Kofuku-ji di tahun 1760.

Perselisihan ini tidak pernah berakhir. Bahkan proses mediasi keduanya gagal. Akhirnya dikeluarkan keputusan bahwa semua gunung harus dibakar. Terciptalah tradisi yang ada di kota Nara ini.

Beri Komentar