© ©sufisplendour.blogspot.com
Sebagian dari kalian mungkin sudah nggak asing lagi deh dengan tarian unik yang satu ini. Yup, tarian berputar-putar asal Turki yang syarat akan nilai seni dan juga nilai spiritualitas.
Tarian berputar-putar yang biasanya menggunakan kostum jubah dengan ukuran besar. Faktanya, tarian sufi ini bukan hanya sekadar tarian seni yang sangat indah, tapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan YME.
Gerakan tarian sufi yang berputar-putar sebenarnya tidak sesederhana kelihatannya. Nyatanya memang tidak bisa sembarang orang melakoni tarian yang disebut diciptakan dari wilayah Anatolia ini.
Melansir dari laman Tour ke Turki, tari sufi atau yang juga dikenal dengan Whirling Dervish ini pertama kali dipertunjukkan oleh seorang filsuf dan juga penyair Mevlana Caleladdin Rumi atau Mawlana Jalaluddin Rumi.
Awal terciptanya tarian ini dilatarbelakangi oleh kisah yang menyedihkan. Kabarnya, ketika itu sang filsuf Rumi baru saja kehilangan Syamsuddin Tabriz yang merupakan guru spirtualnya.
Rumi mengalami kesedihan yang begitu mendalam dan kemudian menyadari bahwa manusia adalah fana. Setelah itu, Rumi mencari cara untuk menenangkan diri sekaligus mendekatkan diri kepada Tuhan YME.
Tarian berputar-putar yang diciptakan oleh Rumi memiliki makna yang sangat mendalam yakni penemuan tujuan hidup yang paling hakiki. Maksud dari tujuan hidup yang hakiki tentunya adalah Tuhan.
Tarian sufi dilakukan berputar-putar melawan arah jarum jam secara terus menerus. Para penari sufi harus menanggalkan seluruh emosi dan harus memiliki fisik yang kuat.
Biasanya pertunjukkan tarian sufi bisa dilakukan selama berjam-jam. Bahkan, ada juga yang menyebutkan bahwa Rumi pernah melakukan tarian sufi dalam kurum 3 hari 3 malam.
Tarian Sufi yang diciptakan oleh Rumi ini sejatinya memiliki rahasia tersendiri agar para penarinya bisa berputar-putar tanpa merasa pusing. Rahasianya adalah fokus dan tenang.
Meski berputar-putar, para penari sufi sangat tidak dianjurkan untuk memejamkan mata. Mereka justru dianjurkan untuk fokus tanpa melirik dan juga tidak menggerakkan kepala ketika berputar.
Sejauh ini tarian sufi memang lebih sering dilakukan oleh para pria. Namun ternyata, ada beberapa daerah di Turki yang sudah membolehkan para perempuan turut andil dalam tarian ini.
Namun untuk di beberapa kota konservatif seperti Konya, para perempuan masih belum diperbolehkan untuk melakukan tarian ini. Di Indonesia sendiri, praktik tari sufi juga diketahui masih dilakukan oleh para pria.
Untuk kamu yang ingin melihat betapa menarik dan magisnya tarian sufi ini bisa mengunjungi negara Turki secara langsung. Sebab di sana banyak sekali lokasi pertunjukkan yang menampilkan tarian sufi ini.
Mulai dari Galata Mevlevihanesi, hingga teater Hodjapadha yang berada di Istanbul. Nanti kalau kalian ke Turki, sempatkan mampir ke sana ya.