Fakta Ngeri Gunung Everest, Mayat Pendaki yang Dibiarkan Tergeletak di Jalur Pendakian

Reporter : Bagus Prakoso
Senin, 20 Januari 2020 13:08
Fakta Ngeri Gunung Everest, Mayat Pendaki yang Dibiarkan Tergeletak di Jalur Pendakian
Gunung Everest adalah gunung tertinggi di dunia dengan tinggi mencapai 8.848 m. Ini juga menjadikannya sebagai jalur pendakian yang mematikan.

Pendakian Gunung Everest telah lama menjadi metafora untuk pencapaian ekstrem, sesuatu yang sulit dan berbahaya. Dan, selama bertahun-tahun, mayat-mayat para Sherpa atau warga lokal berpengalaman yang tewas dalam kecelakaan atau pendaki yang menyerah pada kedinginan dan ketinggian telah menunjukan betapa berbahayanya upaya untuk mendaki ke puncak 8.848 meter.

Gunung ini telah menyebabkan serentetan kematian. Antrian para pendaki yang tinggi di atas 8.000 meter di zona kematian yang kekurangan oksigen telah memaksa orang untuk menghabiskan waktu yang lama di ketinggian. Ternyata, banyak mayat yang memang dibiarkan tergeletak di jalur pendakian karena beberapa faktor seperti letak mayat yang sulit dan lain sebagainya. Berikut akan kita ulas lebih dalam.

1 dari 1 halaman

Gunung Everest Dipenuhi Banyak Mayat

Orang Mati di Everest

Gunung Everest dipenuhi banyak mayat. Faktanya, sisi utara dipenuhi dengan begitu banyak mayat sehingga secara resmi dinamai Rainbow Ridge, setelah warna pakaian dan perlengkapan dari banyak turis dan pemandu Sherpa yang telah tewas di sana. Jumlah total mayat di Everest tidak diketahui, tetapi dilansir dari listverse.com, angka meningkat lebih dari 200 pada 2015.

Salah satu mayat populer adalah Tsewang Paljor. Tubuhnya tetap berada di Everest sejak ia tewas dalam badai salju pada tahun 1996. Paljor disebut Green Boots karena ia mengenakan sepatu bot hijau. Dia telah menjadi sangat terkenal sehingga kantong di mana dia membeku sampai mati disebut Gua Green Boots. Kantung itu adalah tempat peristirahatan yang populer bagi pendaki yang turun dari Everest.

Orang Mati di Everest

Tubuh sering ditinggalkan di Everest karena biaya dan bahaya yang terlibat jika mengevakuasi korban. Antara enam dan delapan panduan Sherpa atau warga setempat di Nepal, diperlukan untuk mengambil mayat dari Everest. Tubuh menjadi berat, kadang hingga dua kali berat korban ketika hidup, karena mereka beku. Sherpa sering perlu menggali di sekitar tubuh dan membawanya dengan es.

Apakah kamu masih tertantang untuk menaklukan gunung tertinggi di dunia ini? Silahkan tulis di kolom komentar ya.

Beri Komentar