© Twitter/@TommyTrenchard
Salah satu negara di Benua Afrika ini menjadi negara yang mengalami krisis ekonomi cukup berat semenjak memasuki permulaan awal tahun 2000-an. Adalah Zimbabwe, negara di bagian Selatan Afrika ini selama bertahun-tahun mengalami 'hiperinflasi'.
Sebuah kondisi di mana nilai mata uang terus menurun drastis selama lebih dari kurun satu bulan. Hingga kini, Zimbabwe sendiri masih menjadi negara yang masih sangat rentan dan terus dihantui oleh timbulnya 'hiperinflasi ini'.
Menghimpun dari berbagai sumber, kondisi ekonomi di Zimbabwe yang sangat tidak stabil bahkan pernah menyebabkan naiknya harga roti hanya dalam waktu semalam saja. Peristiwa ekonomi yang sangat memberatkan warga tersebut terjadi sekitar akhir tahun 2019, yang tentunya sangat memberatkan warga.
Selain itu, melansir dari laman Merdeka yang diakses pada (15/6/2020), pada 2008 silam, Zimbabwe pernah mengalami hiperinflasi yang cukup parah. Akibatnya, nilai uang terjun bebas. Sampai penduduknya harus merogoh kocek hingga 100 milyar dolar Zimbabwe hanya untuk membeli 3 butir telur.
Hiperinflasi yang terjadi di Zimbabwe disebut terjadi karena beragam faktor. Namun penyebab yang disebut paling siginifikan adalah ketika Zimbabwe terus mencetak uang untuk menutupi defisit anggaran yang cukup dalam. Akibatnya, 1 USD ketika itu hampir setara dengan 35 trilyun dolar Zimbabwe.
Wahh kalau berkaca dari Zimbabwe, peran pemerintah dan juga ahli ekonomi memang sangat signifikan ya dalam kelangsungan suatu negara. Semoga apa yang terjadi di Zimbabwe bisa jadi pelajaran di masa mendatang ya.
Tapi mungkin ada positifnya juga buat kamu yang suka mengunjungi tempat wisata anti mainstream. Mengingat Zimbabwe sendiri merupakan salah satu negara Afrika yang punya daya tarik wisata alam menarik.
Jadi kalau kamu berwisata ke sana gak perlu merogoh kocek cukup dalam. Karena nilai mata uang setempat yang berbanding jauh dibandingkan dengan mata uang negara lain, termasuk negara kita.
Nah jadi tertarik mengunjungi Zimbabwe?
