© Ipsnews.net
Desa merupakan suatu tempat yang memiliki kesan kecil dan hanya dihuni oleh segelintir orang. Desa juga identik dengan tempat yang asri dan jauh dari modernisasi. Tak heran jika banyak orang yang jenuh dengan kota ingin tinggal di desa yang asri.
Di beberapa tempat, desa selalu memiliki ciri khas tertentu yang tak dimiliki desa lain. Bahkan sekarang juga sudah banyak tempat yang disebut desa wisata.
Namun, di suatu tempat ada lho ternyata desa yang dihuni oleh wanita saja. Bahkan desa tersebut tak dihuni oleh satu pun pria. Di mana itu? Dan seperti apa desanya? Yuk kita telusuri!
Desa Umoja atau Umoja Uaso merupakan desa yang dekat dengan Archers Post, Kenya. jaraknya sekitar 380 km dari ibu kota Nairobi. Seperti dikatakan, desa ini dihuni 100% oleh seorang perempuan. Untuk kaum adam, hanya diperbolehkan berkunjung dan tak boleh menetap di tempat ini.
Rupanya, desa ini bisa dibilang desa yang masih sangat muda. Desa ini dibangun sekitar tahun 1990 oleh Rebecca Lolosoli. Lolosoli merupakan perempuan dari Suku Samburu.
Rupanya, ada alasan tersendiri kenapa desa ini dibangun. Hal ini karena trauma yang pernah dialami oleh Rebeca.
Rebecca mengalami trauma setelah mengalami pendarahan hebat usai disunat sebagai tradisi di suku tersebut. Hal inilah yang membuat Rebecca tergugah dengan nasib wanita yang dianggap sebagai properti lelaki di sukunya.
Melansir dari berbagai sumber, Rebecca sempat berjumpa dengan seseorang bernama Jane Noomungen Lengope yang tinggal di dekat pangkalan latihan tentara Inggris. Ia sempat dilecehkan oleh salah satu oknum tentara Inggris. Namun, bukan mendapat pembelaan dari keluarga, dia justru diusir dan harus bekerja untuk bertahan hidup.
Mereka kemudian berjumpa dengan 13 perempuan korban perkosaan oknum tentara Inggris lainnya. Karena adanya kesamaan keresahan ini yang membuat mereka sepakat untuk membangun desa bernama Umoja Uaso. Hal inipun mendapat bantuan dari Kementrian Kebudayaan, Warisan, dan Pelayanan Sosial di Kenya.
Umoja sendiri berasal dari Bahasa Swahili yang memiliki arti bersatu.
Desa ini dihuni oleh perempuan korban perkosaan tentara Inggris yang dibuang oleh keluarganya, perempuan yang lari dari pernikahan paksa, perempuan korban praktik sunak, yatim piatu, penderita HIV, dan juga korban perang.
Pada tahun 2005, populasi di Desa Umoja sekitar 30 perempuan dewasa dan juga 50 anak-anak. Di tahun 2015, jumlah penduduknya berkmang menjadi 47 perempuan dewasa dan 200 anaak-anak.
Desa ini memant tak mengizinkan pria tinggal di sana, kecuali anak-anak yang lahir di kampung itu. Namun, pria tetap bisa mengunjungi tempat ini untuk mengerjakan beberapa pekerjaan harian atau adat. Selain itu juga untuk memenuhi hasrat seksual.
Para perempuan di desa Umoja hidup dengan membuat perhiasan tradisional Kenya. Mereka menjualnya lewat Pusat Kebudayaan Perempuan Umoja Umaso.
Selain itu, mereka juga membuka pintu untuk wisatawan dan menetapkan harga tiket. Mereka membuat pusat kebudayaan dan pusat camping di Cagar Alam Samburu.
Bagaimana? Tertarik untuk mengunjungi desa unik ini?