India Punya Tradisi Unik Menamai Anaknya dengan Sebuah Lagu

Reporter : Bagus Prakoso
Senin, 13 Desember 2021 15:24
India Punya Tradisi Unik Menamai Anaknya dengan Sebuah Lagu
Para ibu di desa ini membuat sebuah lagu atau nada tanpa kata sebagai panggilan untuk anak-anaknya.

Menamai seorang anak memang gak boleh asal. Karena nama akan digunakan sebagai identitas anak untuk selamanya.

Nama biasanya diambil dari berbagai bahasa yang memiliki arti baik sebagai bagian dari doa. Maka dari itu, banyak yang mengatakan juga jika nama adalah sebuah doa.

Namun di sebuah desa di India, ada sebuah tradisi unik menamai anak yang sudah lama dilakukan. Ya, mereka menamai anak mereka dengan sebuah lagu dan nada. Seperti apa tradisi ini?

1 dari 3 halaman

Tradisi Jingrwai Iawbei

Desa Kongthong

Sebuah desa bernama Kongthong di Meghalaya, India, punya tradisi unik bernama Jingrwai Iawbei. Seperti dijelaskan sebelumnya, tradisi Jingrwai Iawbei ini merupakan tradisi menamai seorang anak dengan sebuah lagu.

Melansir dari Atlas Obscura, seminggu setelah sang anak lahir, para ibu di desa ini akan membuat lagu melalui sebuah nada tanpa kata-kata untuknya. Lagu inilah yang nantinya akan menjadi nama sang anak nantinya.

Bahkan, lagu untuk setiap anak akan terdengar berbeda satu sama lain. Maka dari itu, kreatifitas ibu-ibu di desa Kongthong ini harus diasah agar bisa memberikan lagu yang bagus untuk anak-anak mereka.

Nada dari lagu itu nantinya akan digunakan untuk memanggil anak-anak mereka dan juga sebagai lagu pengantar tidur. Nama ini yang akan digunakan hingga sang anak beranjak dewasa.

Melalui lagu tersebut, sang anak nanti akan diberikan nama tertulis yang digunakan di dalam masyarakat.

2 dari 3 halaman

Sejarah Tradisi Jingrwai Iawbei

Desa Kongthong

Jinrwai Iawbei jika diartikan adalah 'Song of the Mother' atau lagu dari para Ibu. Tradisi ini mengharuskan ibu membuat sebuah lagu berbentuk nada tanpa kata untuk anak-anaknya. Para leluhur memaknai lagu ini sebagai sebuah ekspresi dari kecintaan mereka terhadap sang anak.

Tradisi ini rupanya sudah digunakan sejak lampau oleh orang-orang Khasi, penduduk asli Desa Kongthong. Tradisi ini berawal dari para leluhur yang melakukan perburuan di hutan. Mereka percaya jika membuat nyanyian tersebut maka akan membuatnya sulit dilacak oleh roh jahat.

Cara ini juga dipercaya bisa memudahkan mereka ketika melakukan perburuan secara berkelompok.

3 dari 3 halaman

Desa Kongthong

Setidaknya, Desa Kongthong sudah memiliki lebih dari 500 lagu. Desa inipun juga menganut sistem matrilineal, yang mana anak akan menerima nama belakang dari seorang ibu, dan diturunkan langsung ke putri bungsu mereka.

Penasaran bagaimana masyarakat Desa Kongthong memanggil anak mereka? Simak video berikut!

Beri Komentar