© Indonesia Graveyard
Kayaknya kalau ngomongin soal makam nih, setiap orang yang datang biasanya bertujuan untuk berziarah atau dikaitkan dengan hal-hal mistis di kuburan kuno seperti mencari ilmu-ilmu tertentu. Bahkan, menurut sebagian orang makam atau kuburan kerap dijadikan tempat sakral karena berhubungan dengan orang-orang yang sudah meninggal ataupun dikaitkan dengan mahluk gaib. Bener nggak nih, Diazens?
Tapi lain halnya dengan orang-orang yang menyukai makam dari sisi berbeda. Yups, mereka tergabung dalam satu komunitas yang biasanya disebut dengan Indonesia Graveyard.
Komunitas yang satu ini memang khusus mewadahi orang-orang untuk bersama-sama menggali sejarah dengan menjelajahi makam-makam kuno. Baik peninggalan Eropa di Indonesia maupun makam pribumi. Karana pada dasarnya, setiap makam memiliki sejarah dan keunikannya masing-masing loh.
So, daripada semakin penasaran dan lebih jauh yuk, kenalan dulu dengan Indonesia Graveyard dan mari kita lihat bersama sisi yang berbeda dari sebuah 'makam'.
Indonesia Graveyard merupakan komunitas yang didirikan khusus untuk orang-orang yang menyukai makam. Akan tetapi, konteks 'menyukai makam' di sini itu bukan karena hal-hal yang berbau horor, mistis, atau semacam klenik dan semacamnya ya, Diazens.
Secara lebih spesifik, komunitas ini berdiri untuk menggali lebih dalam soal sejarah hingga melihat lebih jauh kontribusi apa yang pernah dilakukan oleh orang-orang di makam-makam kuno tersebut. Baik dalam sejarah atau membangun kemerdekaan seperti kemanusiaan dll.
Tak berhenti di situ, tujuan lain dari komunitas ini adalah untuk mempelajari lebih dalam soal arsitektur setiap makam-makam kuno yang ada di Indonesia. Karena kita lebih berfokus pada sejarah dan arsitekturnya.
Novia, salah satu member sebut Indonesia Graveyard didirikan pertama kali oleh Ruri dan alm. Deni Priya Prasetia pada tahun 2017 silam di Jakarta. Keduanya bertemu untuk pertama kali di sebuah komunitas sejarah bernama Ngojak (Ngopi Jakarta).
Ruri dan Deni akhirnya merasa cocok karena sama-sama menyukai makam dan kerap mengabadikan setiap kuburan unik yang mereka temui. Hingga akhirnya Ruri dan Deni memustukan untuk membuat sebuah akun khusus yang diberi nama Indonesia Graveyard. Akun ini mereka gunakan untuk mengunggah hasil foto-foto makam yang diambil usai menjelajahi bersama kuburan-kuburan yang dianggap unik.
Akun tersebut dibuat karena sebelumnya Ruri dan Deni mengunggah foto-foto makam di Instagram pribadi mereka yang akhirnya malah membuat beberapa temannya di sosial media merasa tidak nyaman.
Setelah membuat akun sendiri untuk pecinta makam dengan sebutan Indonesia Graveyard, rupanya ide Ruri dan Deni ini mendapatkan antusias cukup baik dari publik. Hingga saat ini sudah memiliki lebih dari 10 ribu pengikut di Instagram dan beberapa member aktif yang tersebar di beberapa daerah dan kota-kota besar di Indonesia.
Indonesia Graveyard yang dibentuk pada tahun 2017 lalu hingga saat ini tidak pernah open recruitment member.
" Kita nganggepnya temen blusukan," kata Novia, salah satu member aktif Indonesia Graveyard di Jawa Tengah.
Namun, Indonesia Graveyard kerap mengajak pengikutnya untuk blusukan bareng ke beberapa makam kuno peninggalan Eropa, Jawa, maupun China dalam kurun waktu tertentu.
" Admin hari ini mau blusukan ke kota sini, kalau ada yang mau join silakan," sambung Novia ketika menyebut orang-orang dalam komunitasnya.
Untuk saat ini, member aktif Indonesia Graveyard tersebar di beberapa kota besar seperti di Jakarta, Jogja, Solo, Surabaya, dan Pekanbaru. Biasanya mereka kerap blusukan bareng untuk menggali sejarah dari makam-makam kuno yang dianggap unik dan menarik.
Tantangan terbesar dari komunitas ini justru tidaklah datang dari hal-hal mistis yang mungkin saja pernah tergambar dalam benak sebagian besar orang awam. Lingkungan sosial dari orang-orang yang tergabung dalam komunitas ini kadang merasa disoroti tajam karena banyaknya pertanyaan perihal kegiatan mereka di makam-makam kuno.
Tak sedikit juga stigma dari lingkungan yang menyebut kegiatan dari komunitas ini 'cukup aneh'.
" Kalau tantangan sih pasti ada ya, tapi yang sering saya temui paling kerap dikatain, ditanyain seperti, 'ngapain sih main ke kuburan terus, cari ilmu, ya,' gitu-gitu," kata Novia.
Di sisi lain, tantangan dari luar pun kerap juga hadir ketika mengunjungi salah satu makam dan dipalak oleh juru kunci di kuburan tertentu dengan nominal yang cukup besar.
" kalau dari pengalamanku sih minta uang, di beberapa tempat minta lebih sampai Rp40 ribu dan lain-lain," kenang Novia lagi.
Sebenarnya untuk di luar negeri, komunitas-komunitas serupa seperti Indonesia Graveyard itu adalah kelompok yang lazim untuk diwadahi. Namun, kalau di Indonesia sendiri itu menjadi cukup berbeda dengan komunitas lain yang sama-sama mempelajari tentang sejarah.
Hanya saja medium yang dipilih oleh Indonesia Graveyard sendiri lebih fokus pada makam-makam dan batu nissan.
Kontributor aktif dari Indonesia Graveyard bukan dari mahasiswa sejarah. Yang notabennya komunitas ini mempelajari tentang sejarah, namun lebih banyak dilirik oleh orang-orang yang cukup jauh dari stories.
Bahkan, seluruh anggota aktif di Indonesia Graveyard ini hanya ada satu orang yang berasal dari jurusan Sejarah.
Akan Agenda Menarik
Meski belum terorganisir, dalam waktu dekat Indonesia Graveyard berharap bisa mengadakan webinar yang membahas satu makam di Jawa Timur.
Sayangnya, agenda menarik ini belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat mengingat kontributor aktif mereka yang masih berada di beberapa wilayah karena kesibukan masing-masing.
Sebelumnya, Indonesia Graveyard kerap melakukan agenda blusukan untuk visit dan juga bersih-bersih guna merawat makam-makam unik peninggalan China dan Tionghoa yang tak lagi terawat.
Selain bersih-bersih, komunitas ini biasanya juga mengabadikan bagian-bagian nissan yang dirasa unik dan indah untuk kemudian dibagikan di sosial media mereka. Hingga, pada beberapa waktu lalu, salah satu makam yang divisit akhirnya dijangkau oleh salah satu anggota keluarga yang rupanya juga sudah lama mencari nenek moyang mereka.
Novia, salah satu member sebut kini memiliki perspektif baru tentang makam. Jika sebagian orang menyebut makam sebagai tempat sakral yang berbau hal gaib, pandangan Novia justru berbeda dan meniai jika makam di matanya saat ini tidak semenyeramkan dahulu.
Bahkan Novia menilai jika beberapa makam justru terlihat indah dan mengandung nilai seni. Terlebih makam-makam Eropa yang membiliki bentuk cantik dengan simbol dan arti yang tak luput dari patung dan ukiran-ukiran tertentu.
" Biasanya, di makam-makam Eropa itu ada patung anak kecil membawa karangan bunga. Lalu ada simbol ular yang menginggit ekornya sendiri melambangkan keabadian," cerita Novia.
Berbeda halnya dengan makam-makam pribumi yang juga memiliki keunikannya masing-masing.
" Seperti dari sisi ukuran di batu-batu nissan makam Jawa ada beberapa ragam lambang hanyoto kusuman di area Jogja dan Solo, ((Anatomi nisannya diambil dari kuluk (penutup kepala) Sultan Agung, jadi bentuk nissannya berbentuk seperti kuluk))," jelas Novia lagi.
Harapan sederhana dari orang-orang di balik Indonesia Graveyard yakni ingin merawat lagi makam-makam kuno yang sudah tidak lagi terawat. Selain itu, Indonesia Graveyard juga ingin mengajak masyarakat lebih aware terhadap makam dan sejarahnya sehingga ada keinginan untuk merawat.
Harapan ini tentu saja selaras dengan tujuan utama mereka untuk menggali sejarah dari makam yang bisa jadi 'satu dari sebuah kuburan yang ditemukan' merupakan peninggalan berharga yang bersejarah.
Indonesia Graveyard kerap mendapatkan perminataan bantuan dari pengikutnya. Namun, yang cukup menarik ketika ada orang luar negeri tengah mencari salah satu anggota keluarganya di Indonesia. Menurut informasi yang diterima, salah satu anggota keluarganya ini menjadi korban pembunuhan di hotel brantas Surabaya saat agresi militer Belanda ke-2.
Sayangnya, setelah ditelusuri di Ereveld, sampai saat ini makam tersebut belum bisa ditemukan oleh Indonesia Graveyard.
Buat Diazens nih yang ingin bergabung dengan Indonesia Graveyard, sebenarnya gak ada syarat khusus loh untuk join dengan mereka. Siapa saja yang tertaik bisa langsung bergabung dengan admin saat visit ke makam-makam.
Atau untuk Diazens yang juga menyukai makam-makam unik dan menemukan kuburan kuno bisa langsung diunggah dan tag akun Instagram Indonesia Graveyard.